Sub

Thursday, May 19, 2016

Macam-Macam Gangguan Seksual Yang Wajib Diketahui Saat Ini (1)

Dewasa ini publik ramai diberitakan oleh tindak kekerasan seksual. Lokasi kejadian tidak menjadi indikasi dari munculnya tindakan, baik di perkotaan maupun yang jauh dari pusat kota. Pelakunya bukan lagi mereka yang dikategorikan sebagai usia dewasa, melainkan usia remaja dengan status seorang pelajar. Keadaan memprihatinkan ini masuk dalam kategori darurat kejahatan seksual yang patut di waspadai. Perlu ada informasi supaya mengerti apakah seorang individu memiliki orientasi yang baik-baik saja atau mengarah pada gangguan seksual dimana dalam hal tersebut bisa jadi dia ada diantara kita, atau bahkan anda sendiri? Semoga tidak. Selamat membaca.

1. Gangguan Preferensi Seksual 
Masokisme dan Sadisme seksual
·      Masokisme berasal dari penulis Austria pada abad ke-19 Leopold Baron Von Sather-Masok.
·         Seorang masokis adalah orang yang mencari kesenangan dari rasa sakit.
·   Masokisme seksual: gangguan yang berciri mendapat kepuasan seksual yang didapat dari
pasangan yang menyakitkan yang digunakan pada badannya sendiri dan juga dengan badan partnernya. Mengikat dengan tali, melukai dengan jarum atau pisau atau memberi shok listrik, kalau tidak melakukan itu menjadi tertekan.
·       Yang menyebut Masokisme dan Sadisme adalah Krafft-Ebing (1840-1903) seorang dokter dari
Jerman.
·     Sadisme dari penulis abad ke-18 Prancis Marquis de Sade, yang menulis tentang mendapat kepuasan seksual dengan melakukan kekejaman.
·        Sadisme seksual: kepuasan seksual didapat dari aktivitas atau dorongan menyakiti orang lain, orang ini menjadi gembira melihat atau berimajinasi tentang kesakitan orang lain, pada Masokisme tidak membutuhkan partner sedangkan pada Sadisme membutuhkan partner.
·        Preferensi terhadap aktivitas seksual yang melibatkan pengikatan atau menimbulkan rasa sakit atau penghinaan.
·         Sadisme mengacu pada penyimpangan seksual di mana pelaku merasakan kenikmatan seksual saat menyiksa pasangan seksnya. Sedangkan masokisme mengacu pada penyimpangan seksual saat pelaku merasakan kenikmatan seksual saat disiksa pasangannya.
·    Seringkali individu mendapatkan rangsangan seksual dari aktivitas sadistik maupun masokistik.
·         Sikap ini timbul dari perasaan malu atau tidak senang dengan hubungan yang normal.
·        Kategori ini hanya digunakan apabila aktivitas sadomasokistik merupakan sumber rangsangan yang penting untuk pemuasan seks.
·   Mungkin penderita melakukan peran sadis dan masokis bergantian, hal ini disebut sadomasokis.

Exhibitionisme
·     Kecenderungan yang berulang atau menetap untuk memamerkan alat kelamin kepada orang asing (biasanya lawan jenis kelamin) atau kepada orang banyak di tempat umum, tanpa ajakan atau niat untuk berhubungan lebih akrab.
·       Ekshibisionisme hampir sama sekali terbatas pada laki-laki yang memamerkan kepada wanita, remaja atau dewasa, biasanya dalam jarak yang aman di tempat umum. Apabila yang menyaksikan itu terkejut, takut, atau terpesona, kegairahan penderita menjadi meningkat.
·       Pada beberapa penderita, ekshibisionisme merupakan satu-satunya penyaluran seksual, tetapi pada penderita lainnya kebiasaan ini dilanjutkan bersamaan  dengan kehidupan seksual yang aktif dalam suatu jalinan hubungan yang berlangsung lama, walaupun demikian dorongan menjadi lebih kuat pada saat menghadapi konflik dalam hubungan tersebut.
·      Kebanyakan penderita ekshibisionisme mendapatkan kesulitan untuk mengendalikan dorongan tersebut.
·     Tahapan awal munculnya kelainan ini adalah adanya perasaan cemas, gelisah, tegang yang berkepanjangan. Setelah penderita memperlihatkan penisnya, penderita merasa lebih tenang dan lega. Menyembuhkan para exhibitionis dapat dilakukan dengan mengajaknya berkonsultasi dengan seorang psikiater.
·    Exhibitionist mempunyai fantasi bahwa yang melihatnya akan terbangkitkan gairah seksualnya.
·     Umumnya tidak mengakibatkan sakit atau pemerkosaan, tetapi ada pengecualian exhibitionist  yang menyerang orang lain jika respon  yang didapat tidak sesuai dengan yang diinginkan.
·       Ada exhibitionist yang tidak mengalami kepuasan seksual, tetapi merasa bangga sebentar yang diikuti perasaan jijik, malu dan tidak enak.
·    Penyebabnya: pengalaman pada masa perkembangan anak-anak, pada masa anak ia mulai menunjukkan alat kelaminnya dan merasa excited ketika melihat orang lain yang melihat perilakunya itu terkejut. Bisa juga karena adanya perasaan tidak mampu atau tidak aman hingga ingin mendapatkan perhatian.
·    Penderita ini memilih exhibitionisme daripada hubungan kelamin untuk mendapatkan kepuasan seksual.

Fetisisme
· Penyebabnya seperti pada exhibitionisme. Pengalaman pada kehidupan mula-mula, menghasilkan hubungan antara gelora seksual dan objek fetis, karena itu objeknya seperti popok, seperei, atau tempat tidur anak.
·   Mengandalkan pada beberapa benda mati (non-living object) sebagai rangsangan untuk membangkitkan keinginan seksual dan memberikan kepuasan seksual.
·      Penyimpangan ini adalah suatu keadaan dimana timbul rangsangan seksual terhadap benda mati yang pada dasarnya bukan organ seks dan tidak ada hubungan dengan seks.
·      Fetishisme terbatas hampir hanya pada pria saja. Biasanya mereka mendapatkan objeknya dengan mencuri atau merampas.
·         Setelah diperoleh, benda-benda tersebut sering disembunyikan dan sekali-sekali dikeluarkan untuk dielus, diendus atau dipandangi sambil masturbasi atau melakukan hubungan seks dengan pasangannya. Ada orang yang tingkat fetisismenya telah begitu dalam sampai dia sulit berada jauh dari benda yang menggairahkan itu.
·         Objek fetis : pakaian dalam, stocking, sepatu, boots, sarung tangan, dll.
·     Fetisisme dapat dikategorikan ke dalam dua jenis: fetisisme bentuk dan fetisisme media. Dalam fetisisme bentuk, yang penting adalah bentuk objek tersebut dan objeknya sendiri, seperti sepatu hak tinggi. Sedangkan dalam fetisisme media, yang penting adalah bahan objek itu sendiri, misalnya sutra atau kulit.

·   Fetisisme Transverti
·         Hanya terdapat pada laki-laki.
·   Ada dorongan yang tidak dapat dikontrol untuk memakai pakaian dalam wanita (cross-dressing) sebagai cara untuk mendapat kepuasan seksual.
·     Gangguan ini harus dibedakan dari fetishisme di mana pakaian sebagai objek fetish bukan hanya sekedar dipakai, tetapi juga untuk menciptakan penampilan seorang dari lawan jenis kelaminnya. Biasanya lebih dari satu jenis barang yang dipakai dan seringkali suatu perlengkapan yang menyeluruh, termasuk rambut palsu dan tata rias wajah.
·     Cross-dressing ini sering dibarengi dengan masturbasi atau fantasi bahwa dirinya menjadi objek ketertarikan laki-laki lain sebagai seorang wanita
·     Tingkah laku transvertik ini bermacam-macam ada yang hanya memakai pakaian dalam wanita, ada yang secara lengkap memakai pakaian wanita.
·         Kalau sedang memakai pakaian wanita, ia merasa mempunyai anatomi perempuan atau sifat-sifat biologis perempuan seperti menstruasi, melahirkan atau menyusui.
·         Permulaan Fetis-Transvesti pada masa anak atau adolesensi. Biasanya karena ketidakpuasan orang tua terhadap jenis kelamin anaknya.

E. Frotteurisme
·         Frottage : Masturbasi dengan cara menggesekkan dengan orang lain.
·   Seorang frotteur : Dorongan dan fantasi seksual yang dalam dan berulang dengan menggesekkan dengan orang lain dan orang ini haruslah orang asing baginya.
·       Merupakan kelainan seksual dimana pelakunya mendapatkan kepuasan seks dengan jalan menggesek-gesekkan bagian tubuhnya ke orang lain di tempat umum seperti kereta, pesawat, bis, atau konser musik.
·        Biasanya pelaku menggesek-gesekkan tangan atau alat kelaminnya pada sembarang tubuh korban, termasuk pada area kelamin korban. Mayoritas pelakunya adalah laki-laki dan kebanyakan korbannya adalah perempuan, walau ada juga perempuan yang melakukannya kepada laki-laki atau laki-laki kepada sesamanya. Orang dewasa yang melakukannya ke anak kecil juga ada.
·         Ketika menggesekkan, pelaku berfantasi sedang melakukan hubungan intim.
·         Supaya tidak tertangkap ia berbuat cepat dan siap lari.
·         Biasanya dilakukan ditempat yang berdesak-desakkan.
·         Biasanya didapat dari pengalaman lampau, dan mendapatkan penguatan.

F. Pedofilia
·      Dorongan seksual dengan orang dewasa (16 tahun ke atas) terhadap anak-anak yang secara seksual belum masak, baik laki-laki maupun perempuan.
·         Di AS 10-15% anak yang menjadi korban.
·         Penderitanya hampir 75% laki-laki, sehingga korbannya lebih banyak wanita.
·       Bisa saja terjadi pada laki-laki dewasa yang mempunyai preferensi partner seksual dewasa, tetapi karena mengalami frustasi yang kronis untuk mencapai hubungan seksual yang diharapkan, maka kebiasaannya beralih pada anak-anak sebagai pengganti.
·    Ada yang melakukan hubungan seksual caranya: menelanjangi, meraba alat genital anak, mendorong anak untuk melakukan seks oral, atau berusaha melakukan hubungan seksual vaginal atau anal.

G. Voyeurisme
·         Dari bahasa Perancis voir (melihat)
·         Suatu gangguan seksual, pada gangguan ini individu mendapat kepuasan seksual dari melihat orang bugil atau orang yang melakukan aktifitas seksual dan yang diintip tidak menyadarinya. (bahasa harian Peeping Tom)
·        Hal ini biasanya menjurus kepada rangsangan seksual dan masturbasi, yang dilakukan tanpa orang yang diintip menyadarinya.
·       Sebutan voyeurisme hanya berkaitan dengan intip-mengintip. Voyeurisme sejati tidak akan terangsang jika melihat seseorang yang tidak berpakaian dihadapannya. Mereka hanya terangsang dengan melakukan pengitipan.
·       Dengan mengintip mereka mampu mempertahankan keunggulan seksual tanpa mengalami resiko kegagalan atau penolakan dari pasangan yang nyata.
·         Lebih banyak terjadi pada laki-laki.

2. Gangguan Preferensi Seksual yang lain 
A. Parafilias
Dapat diartikan Para : menyimpang dan Fillo : cinta/ daya tarik
Arti harafiah             : penyimpangan yang mencakup objek daya tarik seseorang.
Parafilias adalah dorongan seksual yang mendalam dan berulang dan menimbulkan fantasi seksual yang difokuskan pada objek lain dan bukan manusia, penderitaan atau penghinaan diri sendiri atau partnernya, atau anak-anak, atau orang-orang lain yang tidak mengijinkan. Para penderita parafilia secara psikologis sangat tergantung pada target keinginannya, jadi penderita tidak akan puas sampai target itu ada. Hampir semua kasus parafilia yang dilaporkan adalah laki-laki.

B.     Necrophili
Penderita kelainan akan memperoleh kepuasan jika berhubungan dengan mayat. Ia takut berhubungan dengan normal karena takut terjadi penolakan yang otomatis mempengaruhi psikologis dan aktivitas seksualnya. Mayat adalah objek seksual yang dianggap tidak akan dapat melawan atau menolak keinginannya dalam berhubungan seksual. Dalam bahasa Yunani, nekro berarti mayat. Kelainan ini disebut juga thanatofilia atau necrolagnia.

C.    Zoolagnia
Zoolagnia adalah kelainan seksual yang diidap seseorang yang memperoleh kepuasan seksual ketika melihat binatang sedang berhubungan seksual.

D.    Gerontofilia
Suatu perilaku penyimpangan seksual dimana sang pelaku tertarik dan mencari kepuasan kepada orang yang sudah berusia lanjut alias nenek-nenek atau kakek-kakek.

E.     Troilisme atau Triolosme
Tindakan membagi pasangan dengan orang lain, sementara orang tersebut menontonnya. Seorang triolist adalah seseorang yang mempunyai masalah dengan kemampuannya sehingga butuh pengakuan. Bisa juga seseorang yang mendapatkan kepuasan seksual jika saat melakukan hubungan seksual dilihat oleh orang lain. Triolisme dapat juga diartikan sebagai hubungan seksual yang dilakukan oleh satu perempuan dengan dua laki-laki ataupun sebaliknya.

F.     Bestialitas
Adalah hubungan seksual antara manusia dengan binatang, contohnya manusia dengan kuda, anjing, sapi, kambing, ayam, bebek, kucing, babi, simpanse. Jika bestialitas adalah sebutan untuk aktivitas seksualnya, sedangkan zoophilia adalah sebutan untuk orang yang terangsang dengan melihat binatang berhubungan seksual.

Baca juga : Macam-Macam Gangguan Seksual Yang Wajib Diketahui Saat Ini (2)

1 comment:

Indah Ayu said...

nice information. thanks