Salah satu penyebab kecemasan pada siswa di sekolah adalah
ketika mereka menghadapi Ujian Nasional terutama kelas 9 dan 12. Sebenarnya
rasa cemas tersebut bukan hanya dirasakan oleh siswa semata, kecemasan serupa
juga dialami oleh orang tua siswa, guru, kepala sekolah dan seterusnya hingga
birokrasi diatasnya, namun hal ini bagi guru atau intansi sekolah bisa
dikatakan merupakan ritual yang rutin. Berbeda dengan siswa di mana mereka akan
melalui tahapan ini sekali sumur hidup di kelas 9 dan di kelas 12. Semua siswa
tentunya tidak ada yang mau mengulang dengan alasan apapun.
Kecemasan atau anxienty merupakan salah satu bentuk emosi
individu, yaitu suatu perasaan ketakutan menghadapi sesuatu atau merasa
terancam tapi terkadang penyebab kecemasan tidak jelas. Kecemasan dalam
intensitas yang wajar dianggap memiliki efek positif karena bisa memberikan
motivasi, tetapi jika berlebihan intensitasnya maka malah bisa menggangu. Baik mengganggu konsentrasi belajar maupun kenyamanan ketika melakukan semua aktifitas kesehariannya.
Menurut Sigmund
Freud, seorang pelopor Psikoanalisis
mengemukakan bahwa kecemasan memiliki
peranan penting dan sebagai komponen utama dalam pembentukan
kepribadian individu. Freud membagi tiga
hal kecemasan
1. Kecemasan
realistik yaitu rasa takut terhadap ancaman atau bahaya-bahaya nyata yang ada
di dunia luar atau lingkungannya.
2. Kecemasan
neurotik adalah rasa takut jangan-jangan insting (dorongan Id) akan lepas dari
kendali dan menyebabkan dia berbuat sesuatu yang bisa membuatnya dihukum.
Kecemasan neurotik bukanlah ketakutan terhadap insting itu sendiri, melainkan
ketakutan terhadap hukuman yang akan menimpanya jika suatu insting dilepaskan.
Kecemasan neurotik berkembang berdasarkan pengalaman yang diperolehnya pada
masa kanak-kanak, terkait dengan hukuman dan ancaman dari orang tua, guru maupun orang lain yang mempunyai otoritas,
jika dia melakukan perbuatan impulsif.
3. Kecemasan
moral yaitu rasa takut terhadap suara hati (super ego). Orang-orang yang
memiliki super ego yang baik cenderung merasa bersalah atau malu jika mereka
berbuat atau berfikir sesuatu yang bertentangan dengan moral. Sama halnya
dengan kecemasan neurotik, kecemasan moral juga berkembang berdasarkan
pengalaman yang diperolehnya pada masa kanak-kanak, terkait dengan hukuman dan
ancaman dari orang tua maupun orang lain yang mempunyai otoritas jika dia
melakukan perbuatan yang melanggar norma
Selanjutnya menurut Freud, bahwa kecemasan yang tidak dapat
ditanggulangi dengan tindakan-tindakan yang efektif disebut traumatik, yang
akan menjadikan seseorang merasa tak berdaya, dan serba kekanak-kanakan.
Apabila ego tidak dapat menanggulangi kecemasan dengan cara-cara rasional, maka
ia akan kembali pada cara-cara yang tidak realistik yang dikenal istilah mekanisme
pertahanan diri (self defense mechanism), seperti: represi, proyeksi,
pembentukan reaksi, fiksasi dan regresi. Semua bentuk Mekanisme pertahanan diri
tersebut memiliki ciri-ciri umum yaitu: (1) mereka menyangkal, memalsukan atau
mendistorsikan kenyataan dan (2) mereka bekerja atau berbuat secara tak sadar
sehingga tidak tahu apa yang sedang terjadi.
Rasa cemas pada siswa pada pada umumnya dialami mereka yang
kurang siap atau istilahnya kurang PD (Percaya Diri) menghadapi ujian atau ulangan karena beberapa
alasan misalnya belum atau tidak menguasai konsep konsep dari materi yang di
berikan atau yang di dapat selama proses kegiatan belajar berlangsung, atau
kadang-kadang mereka yang ketika belajar merasan yakin bisa atau mengerti tapi
ketika ulanganternyata nilainya tidak seperti apa yang diharapkan, atau rasa
cemas bisa juga ketika mereka lulus belum tahu dengan langkah apa selanjutnya,
mau kuliah di mana, jurusan apa yang
diambil. Sebenarnya kecemasan seperti ini hal yang wajar, memikirkan masa depan
karena pada saat ini khusus untuk siswa kelas 12 merupakan awal dari
trasnsisi peralihan dari remaja menuju
dewasa, dimana mereka sudah mulai memikirkan tanggung jawab yang lebih besar
rasa cemas karena memikirkan masa depan adalah sesuatu yang positif dan bisa
menjadi motivasi bagi kemajuan dan motivasi siswa untuk meraih masa depan yang
dicita-citakan

No comments:
Post a Comment