Sub

Saturday, May 21, 2016

Kondisi Psikososial Dan Problemnya Pada Masa Dewasa Awal Usia 21-40 Tahun




















Adult berasal dari bahasa Latin, seperti adolescene yang berarti tumbuh menjadi dewasa. Akan tetapi, kata adult berasal dari bentuk lampau dari kata kerja adultus yang berarti telah tumbuh menjadi kekuatan dan ukuran yang sempurna atau telah menjadi dewasa. Oleh karena itu orang dewasa adalah individu yang telah menyelesaikan pertumbuhannya dan siap menerima kedudukan dalam masyarakat bersama dengan orang dewasa lainnya.

Setiap kebudayaan memiliki perbedaan usia kapan seseorang mencapai status dewasanya. Seseorang dikatakan sudah menjadi dewasa jika mereka sudah mengalami pubertas, dimana organ kelamin anak
telah berkembang dan mampu bereproduksi. Dari hasil penelusuran dapat disimpulkan bahwa batasan usia masa dewasa awal antara 21 tahun sampai 40 tahun.
    
Kedekatan fisik tidak menjamin bahwa seseorang akan membangun hubungan poitif dengan orang
lain. Keakraban dapat menumbuhkan kebencian, tetapi keakraban adalah kondisi yang diperlukan untuk terbangunnya suatu hubungan dekat. Pelajaran penting dari penelitian tentang hubungan dekat adalah bahwa seseorang suka berkumpul dengan orang yang memiliki kesamaan, lebih banyak memiliki kesamaan daripada perbedaan. Orang tersebut memiliki kesamaan sikap, perilaku dan karakteristik, seperti juga baju, kecerdasan, kepribadian, teman yang lain, nilai-nilai, gaya hidup, daya tarik fisik dan seterusnya. Tetapi pada umumnya seseorang tertarik dengan individu yang memiliki karakteristik sama daripada karakteristik yang berbeda. Sebagai contoh: mahasiswa yang depresi cenderung menemui teman yang sedih sedangkan mahasiswa yang tidak depresi cenderung menemui teman yang bahagia. Berikut adalah pandangan-pandangan psikososial seseorang pada masa dewasa awal,

Validasi konsensual
Memberikan sebuah penjelasan mengapa seorang individu tertarik pada orang yang memiliki kesamaan dengannya. Sikap dan perilaku seseorang didukung saat sikap dan perilaku orang lain memiliki kesamaan. Sikap dan perilaku orang tersebut, menguatkan perilakunya.

Wajah Cinta
Cinta mengacu pada perilaku yang sangat luas dan kompleks. Klasifikasi yang umum menggambarkan empat bentuk cinta, yaitu: altruisme, persahabatan, cinta yang romantis atau bergairah, dan cinta yang penuh perasaan atau persahabatan.

Persahabatan
Adalah salah satu bentuk hubungan dekat yang melibatkan kenikmatan (ketertarikan menghabiskan waktu dengan sahabat), penerimaan (menerima sahabat tanpa mengubahnya), kepercayaan (menganggap seseorang akan bertindak untuk kepentingan sahabatnya yang paling baik), hormat (berpikir seorang sahabat membuat keputusan yang terbaik tanpa menggores harga dirinya), saling menolong (menolong dan mendukung sahabat dengan melakukan hubungan dua arah), menceritakan rahasia (berbagi pengalaman suka maupun duka yang bersifat rahasia dengan seorang sahabat), mengerti (mampu memahami kondisi latar belakang yang paling sulit dipahami sekalipun), dan spontanitas (merasa bebas untuk menjadi diri sendiri di depan seorang sahabat) (Davis, 1985).

Cinta yang romantis dan bergairah
Cinta yang romantis disebut cinta yang bergairah atau eros; cinta tersebut memiliki elemen seksual dan kekanak-kanakan dan seringkali mendominasi bagian awal suatu hubungan cinta yang romantic, itu seperti jenis cinta yang ada dalam pikiran Juliet. Cinta yang romantis adalah alasan kita untuk menikah. Cinta yang romantis mencakup jalinan yang rumit dari emosi-emosi yang berbeda-beda, ketakutan dan kemarahan, gairah, seksual, kesenangan dan kecemburuan.

Cinta yang penuh afeksi atau kebersamaan
Cinta lebih dari sekedar gairah. Cinta yang penuh afeksi juga disebut “cinta yang penuh kebersamaan” adalah tipe cinta yang terjadi ketika hasrat individu untuk berada dekat dengan orang lain dan melibatkan perasaan yang dalam. Ada kepercayaan yang tumbuh bahwa tahap awal dari cinta memiliki elemen lebih romantis, tetapi saat cinta terus bertahan gairah berubah menjadi afeksi. Philip Saver menggambarkan proses perkembangan itu. Tahap awal dari cinta yang romantis dipenuhi oleh campuran antara daya tarik seksual dan pemuasan, menurunkan rasa kesepian, ketidakpastian tentang jaminan berkembangnya perasaan attachment yang lain, dan suka cita dari mengeksplorasi keunikan manusia lain. Bersama dengan waktu, daya tarik seksual semakin berkurang, kecemasan dan attachment juga semakin sedikit atau malah menghasilkan konflik dan penarikan diri (withdrawal), keunikan digantikan oleh keakraban, dan pasangan menemukan diri mereka terikat dalam hubungan yang saling menyayangi secara mendalam atau tertekan - merasa bosan kecewa, kesepian, atau marah, yang biasanya diekspresikan dengan kasus salah satu atau kedua belah pihak kadang mencari hubungan dasar yang lain.

Teori cinta tringular (the triangular theory of love) 
Adalah teori Sternberg yang menyatakan bahwa cinta memiliki tiga bentuk utama: gairah, keintiman, dan komitmen. Gairah seperti yang digambarkan di awal adalah daya tarik fisik dan seksual pada pasangan. Keintiman adalah perasaan emosional tentang kehangatan, kedekatan, dan berbagi dalam hubungan. Komitmen adalah penilaian kognitif atas hubungan dan niat untuk mempertahankan hubungan bahkan ketika menghadapi masalah.


PERNIKAHAN DAN KELUARGA
Siklus Kehidupan Keluarga menjadi dilema tersendiri bagi seseorang dalam fase dewasa awal. berikut adalah siklus kehidupan keluarga dimulai dari ketergantungannya dari orang tua.

Meninggalkan Rumah dan Menjadi Orang Dewasa yang Hidup Sendiri
Meninggalkan rumah dan menjadi orang dewasa yang hidup sendiri adalah fase pertama dalam siklus kehidupan keluarga dan melibatkan pelepasan. Pelepasan adalah proses dimana orang muda menjadi oarng dewasa dan keluar dari keluarga asalnya.

Bergabung menjadi Kelurga melalui Pernikahan : Pasangan Baru
Pasangan baru adalah fase kedua dari siklus kehidupan keluarga, di mana dua individu dari dua keluarga yang berbeda bersatu untuk membentuk satu sistem keluarga yang baru.

Menjadi Orang Tua dan Keluarga dengan Anak
Menjadi orang tua dan keluarga dengan anak adalah fase ketiga dalam siklus kehidupan keluarga. Memasuki fase ini menuntut orang dewasa untuk maju satu generasi dan menjadi pemberi kasih sayang untuk generasi yang lebih muda.

Keluarga Dengan Anak Remaja
Keluarga dengan anak remaja adalah fase keempat dalam siklus kehidupan keluarga. Remaja adalah masa perkembangan di mana individu mendesak untuk memperoleh anatomi dan berusaha mengembangkan identitas diri.

Keluarga Pada Kehidupan Usia Tengah Baya
Keluarga pada kehidupan usia tangah baya adaah fase kelima dari siklus kehidupan keluarga. Ini adalah saat melepaskan anak – anak, memainkan peran penting dalam menghubungkan antar generasi, dan menyesuaikan diri dengan perkembangan perubahan hidup pada usia tengah baya.

Keluarga Pada Kehidupan Usia Lanjut
Keluarga pada kehidupan usia lanjut adalah fase keenam dan terakhir dalam siklus kehidupan keluarga. Pensiun mengubah gaya hidup sebuah pasangan yang memerlukan penyesuaian diri.


PROBLEM
Seseorang dengan fase dewasa awal sebagian akan menemui problem yang jarang ditemui oleh orang lain dalam fase dewasa awal yang sama. problem tersebut secara khusus dapat ditemui seperti berikut,

Kecenderungan Dalam Pernikahan
Tujuan untuk sebuah pernikahan yang stabil masih diterima secara luas sebagai titik akhir yang sah bagi perkembangan orang dewasa. Perubahan norma kesejajaran laki – laki dan perempuan dalam pernikahan telah menghasilkan hubungan pernikahan yang lebih rapuh dan intens daripada yang ada di awal abad 20.

Harapan dan Mitos Pernikahan
Biasanya seseorang dalam fase dewasa awal memiliki harapan yang besar dalam pernikahan. Berharap pasangan terus – menerus menjadi kekasih, teman, orang kepercayaan, penasehat, orang yang berkarir dan sebagai orang tua. Hal yang mendasari harapan tidak realistik adalah berbagai mitos tentang pernikahan. Sedangkan sebuah mitos sendiri adalah kepercayaan umum yang tidak didukung oleh fakta – fakta yang bisanya tidak masuk akal. Perlu adanya komunikasi supaya ada keterbukaan ekspektasi dengan pasangan.

Orang Dewasa yang hidup Sendiri
Persoalan umum orang dewasa yang hidup sendiri terutama adalah hubungan intim dengan orang dewasa yang lain, menghadapi kesepian dan menemukan  tempat dalam masyarakat yang berorientasi pada pernikahan. Orang dewasa yang hidup sendiri sering ditantang oleh orang lain untuk menikah sehingga mereka tidak lagi akan dianggap mementingkan diri sendiri, tidak bertanggung jawab, impoten, frigid, dan tidak matang. Menjadi orang dewasa yang hidup sendiri memiliki beberapa keuntungan  waktu untuk mengambil keputusan secara mandiri, mengatur jadwal dan kepentingan sendiri, kesempatan untuk mengeksplorasi tempat baru, mencoba hal – hal baru, dan ketersediaan privasi.

Baca juga: Fenomena Kasus Polusi Visual

No comments: