Sub

Friday, June 3, 2016

Apakah Ada Pengaruh Antara Free Scratching Terhadap Konsentrasi?


A.    PERMASALAHAN
Konsentrasi merupakan suatu hal yang sangat dibutuhkan dan berpengaruh dalam kehidupan manusia, bagaimana individu menggunakannya dalam berbagai hal, seorang individu yang tingkat konsentrasinya rendah akan menyebabkan kinerja menjadi rendah juga. Itulah sebabnya mengapa tingkat konsentrasi merupakan sesuatu yang sangat penting dalam aspek kehidupan manusia. Mengatur tingkat konsentrasi tidaklah mudah. Karena dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal dan internal dalam diri individu tersebut. Sehingga cara-cara untuk memaksimalkan konsentrasi sangatlah dibutuhkan oleh setiap anggota masyarakat.
Metode-metode terkait konsentrasi biasanya berorientasi pada teknik relaksasi. Namun kelemahan dari metode-metode tersebut adalah prosedur yang rumit dan membutuhkan banyak waktu. Sehingga banyak individu tidak sempat mengikuti. Sementara ada juga orang yang mempunyai banyak waktu luang, tetapi malas untuk mengikuti prosesnya yang panjang dan rumit.
Metode grafis merupakan suatu cara yang cukup popular di kalangan klinisi karena
kemampuannya yang unik untuk memunculkan sikap-sikap dan perasaan individu baik secara verbal (lewat tulisan) maupun non verbal (gambar atau lukisan). Para klinisi menggunakan metode ini sebagai sarana asesmen maupun sebagai alternatif cara mencapai penyembuhan. (Siswanto, 2010, hal. 29-30). Maka itulah, muncul asumsi bahwa luapan individu kepada metode grafis, dapat menyalurkan segala bentuk permasalahan. Sehingga faktor internal yang mempengaruhi hambatan konsentrasi dapat dikeluarkan dari dalam diri individu tersebut. Metode grafis sendiri mampu menjadi metode yang tidak memerlukan waktu berkepanjangan dan rumit, serta dapat dilakukan siapa saja, dimana saja, dan kapan saja.

Free scratching menjadi salah satu bentuk metode yang berorientasi grafis di mana individu mengekspresikan dirinya dengan coretan atau karya grafis lainnya. Di dalamnya terkandung penyaluran permasalahan ke luar diri individu. Maka diprediksi ada pengaruh metode ini terhadap peningkatan konsentrasi.

B. MANFAAT
1. Manfaat Praktis
a. Untuk meningkatkan kinerja karyawan dalam perusahaan. Free scratching dapat menanggulangi masalah penurunan konsentrasi karena tekanan dalam pekerjaan yang menyebabkan penurunan kinerja para karyawan.
b. Sebagai dasar sebuah terapi kontemporer. Free scratching bisa menjadi sebuah terapi alternatif yang mudah dan bisa dilakukan siapa saja.
2. Manfaat Teoritis
a. Untuk pengembangan ilmu psikologi, khususnya psikologi pendidikan dalam hal konsentrasi belajar.
b. Untuk pengembangan ilmu psikologi, khususnya psikologi industri dan organisasi tentang efektivitas  kerja yang berkaitan dengan konsentrasi kerja.
c. Untuk pengembangan ilmu psikologi, khususnya psikologi klinis dalam lingkup untuk penanganan beban mental.

Tinjauan Pustaka
A. Konsentrasi
1. Pengertian
Konsentrasi merupakan proses kognitif dalam memfokuskan terhadap satu aspek dengan mengabaikan aspek-aspek lainnya, bagaimana individu dalam memfokuskan diri terhadap 1 stimulus dan melakukan pengabaian terhadap stimulus-stimulus lainnya, pemusatan, mengumpulkan menjadi satu, membawa ke satu titik semua hal yang masih tercerai berai, proses kognitif dalam konsentrasi merupakan pengumpulan terhadap pembentukan untuk menjadi satu area utama, dimana aspek-aspek yang terpecah dikumpulkan menjadi satu dalam proses kognitif tersebut. (www.wikipedia.org)

2. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi
2.1 Ada beberapa faktor yang mempengaruhi konsentrasi yang dikutip dari media massa, yaitu:
2.1.1 Internal
         a. Stress
        Saat individu merasa mendapat terlalu banyak tugas, individu akan sulit untuk berfokus pada tugas individual. Makin parahnya, hal tersebut akan memengaruhi tubuh. individu akan merasakan pundak pegal, pusing, atau jantung berdegup, semua itu akan membunuh konsentrasi yang ada.
          b. Depresi
      Banyak yang mengira bahwa kesedihan adalah tanda depresi. Namun, sebenarnya kesulitan berkonsentrasi adalah gejala utamanya. Jika seorang individu bermasalah dengan fokus, merasa kosong, tak berpengharapan, atau merasa asing, individu tersebut bisa jadi sedang merasa depresi.
           c. Kelelahan  
Kelelahan bisa mengaburkan konsentrasi, bahkan jika ada pengalih perhatian yang kecil sekalipun. Studi mengatakan, kekurangan tidur bisa mengaburkan perhatian dan mengakibatkan memori pendek.
           d. Kebosanan
Beberapa tugas yang harus kita lakukan dalam sehari lebih menarik ketimbang yang lainnya. Yang membosankan bisa menghabiskan perhatian dalam hitungan menit, membuat pikiran sangat rentan teralihkan. Telepon, internet, bahkan membersihkan meja bisa terasa menggoda jika individu sedang bosan.
            e. Rasa Lapar
        Otak tak bisa berfokus saat kekurangan bahan bakar. Jadi, kekurangan makanan, apalagi melewatkan sarapan, akan membunuh konsentrasi. Riset mengindikasikan bahwa memori pendek dan masalah dengan perhatian bisa terjadi akibat Anda bekerja tetapi tidak mengisi bahan bakar.

2.1.2 Eksternal
a.  Keadaan Ruangan
Keadaan ruangan dimana individu mengerjakan sesuatu dengan membutuhkan konsentrasi sangat dipengaruhi dengan gangguan-gangguan yang berasal dari luar yang bersinggungan langsung dengan Anda, yang merupakan suatu gangguan untuk konsentrasi.
b.   Multitasking
Mengerjakan beberapa tugas dalam waktu bersamaan pasti membuat seorang individu berpikir bisa menyelesaikan lebih banyak pekerjaan dalam waktu cepat. Akan tetapi, ketika individu mengganti pikiran dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain, itu justru menghabiskan waktu lebih banyak ketimbang menyelesaikannya satu per satu. Saat memungkinkan, pusatkan perhatian pada tugas satu per satu, khususnya untuk tugas paling prioritas. Gunakan kemampuan multitasking pada tugas yang tak terlalu penting.
c.   Pikiran yang Mengganggu
Sangat sulit untuk berfokus pada suatu pekerjaan jika selalu ada saja hal-hal atau urusan yang mengkhawatirkan pikiran, atau ada percakapan dengan seseorang di hari kemarin yang membuat seorang individu kepikiran terus-menerus. Pikiran yang menggelayut dalam banyak bentuk bisa jadi pengganggu yang sangat besar.
d.    Obat
Beberapa obat, bahkan yang ditujukan untuk mengobati depresi bisa mengganggu konsentrasi. Begitu pun dengan beberapa obat lain. Bicarakan dengan dokter, untuk memeriksa apakan obat atau suplemen yang akan diasup mengganggu konsentrasi. (www.kompas.com)

2.2 Ada pula dari jurnal milik Handy Susanto mengenai Meningkatkan Konsentrasi Siswa Melalui Optimalisasi Modalitas Belajar Siswa yang mengatakan bahwa:
Seorang anak bisa berkonsentrasi dengan baik atau tidak, dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu internal dan external. Faktor internal adalah faktor yang muncul dalam diri anak itu. Sedangkan faktor eksternal adalah pengaruh yang berasal dari luar indivifu. Faktor internal misalnya:
a.          Ketidaksiapan dalam menghadapi pelajaran
b.         Faktor fisik
c.          Faktor psikologis
d.         Modalitas belajar
Sedangkan faktor eksternal misalnya: adanya suara – suara berisik dari TV, radio, atau suara – suara yang mengganggu lainnya.

2.3 Gejala yang ditimbulkan stres tidak hanya menyangkut segi lahir, tetapi juga batin kita. Maka tidak mengherankan bila gejala stres ditemukan dalam segala segi diri kita yang penting: fisik, emosi, intelek, interpersonal. Gejala itu tentu saja berbeda pada setiap orang karena pengalaman stres amat pribadi sifatnya. Salah satu gejala fisiknya adalah bertambah banyak melakukan kekeliruan atau kesalahan dalam kerja dan hidup. Sedangkan beberasa gejala stres pada intelektual adalah susah berkonsentrasi atau memusatkan pikiran, sulit membuat keputusan, pikiran kacau, dan daya ingat menurun. (Agus,1994, hal.24-25)

2.4 Faktor – faktor lingkungan di sekitar individu juga berperan penting dalam menentukan perilaku individu yang berada di dalamnya. Dikarenakan lingkungan sekitar juga merupakan stimulus bagi orang tersebut, bisa positif dan juga bisa negatif yang berupa gangguan – gangguan dan ketidakcocokan keadaan pada diri individu yang menimbulkan ketidaknyamanan dalam bertindak baik fisik maupun mental. Contohnya suhu, pencahayaan, banyaknya orang, suara, tanggapan orang sekitar, dll. (Munandar, 2010. Hall,2005. Robbins,2003)

Jadi faktor – faktor yang berpengaruh terhadap konsentrasi:
1.      Faktor psikologis. Tercangkup didalamnya stress dan tekanan mental yang lain.
2.      Faktor fisik. Tercangkup didalamnya keletihan dan kebutuhan dasar biologis.
3.      Faktor eksternal. Tercangkup didalamnya lingkungan yang menimbulkan rasa aman dan nyaman.

3. Cara Pengukuran
Pengukurannya dengan cara melalui tes angka acak. Tes ini menggunakan sebuah kertas berisi 60 angka yang tersusun secara acak dalam 6 kolom dan sepuluh baris. Individu diminta menghubungkan angka dari yang kecil sampai yang terbesar dengan garis. Konsentrasi dilihat dari angka terakhir yang berhasil dihubungkan.

B. Free scratching
1.      Pengertian
Merupakan sebuah metode untuk mengurangi beban mental yang didasari dari teknik yang dipakai dalam terapi – terapi psikologi yang berdasarkan aliran psikoanalisa ataupun yang biasa dipakai untuk tes maupun tehnik dan metode pengungkap kepribadian yang diwujudkan dalam goresan seseorang dalam kertas kosong, yang ditujukan untuk pengurangan beban mental yang didasari oleh teori dasar psikoanalisa.

2.      Aspek - Aspek
2.1 Pertahanan Ego
Pertahanan ego berfungsi untuk menanggulangi berbagai macam kecemasan :
 In Sigmund Freud's topographical model of personality, the ego is the aspect of personality that deals with reality. While doing this, the ego also has to cope with the conflicting demands of the id and the superego. The id seeks to fulfill all wants, needs and impulses while the superego tries to get the ego to act in an idealistic and moral manner.
What happens when the ego cannot deal with the demands of our desires, the constraints of reality and our own moral standards? According to Freud, anxiety is an unpleasant inner state that people seek to avoid. Anxiety acts as a signal to the ego that things are not going right.
In order to deal with this anxiety, Freud believed that defense mechanisms helped shield the ego from the conflicts created by the id, superego and reality.
(http://psychology.about.com/od/theoriesofpersonality/ss/defensemech.htm)

Pertahanan Ego juga sebagai penanganan sesuatu yang tidak bisa di coping:
In Freudian psychoanalytic theory, defense mechanisms are unconscious[1] psychological strategies brought into play by various entities to cope with reality and to maintain self-image. Healthy persons normally use different defenses throughout life. An ego defense mechanism becomes pathological only when its persistent use leads to maladaptive behavior such that the physical and/or mental health of the individual is adversely affected. The purpose of ego defense mechanisms is to protect the mind/self/ego from anxiety, social sanctions or to provide a refuge from a situation with which one cannot currently cope. (http://en.wikipedia.org/wiki/Defence_mechanism)

 2.1.1 Proyeksi
Proyeksi seringkali melayani tujuan rangkap. Ia mereduksi kecemasan dengan cara menggantikan suatu bahaya besar dengan bahaya yang lebih ringan, dan memungkinkan orang yang melakukan proyeksi mengungkapkan impuls – impulsnya dengan berkedok mempertahankan diri dari musuh – musuhnya (Hall,1993. Hal 88)
Tes proyeksi adalah tes yang menggunakan mekanisme proyektif untuk mengungkapkan kepribadian subjek yang dites. Disebut proyektif karena tes ini mencoba menggali hal-hal yang tidak disadari oleh subjek tes. Proyeksi merupakan bentuk dari mekanisme pertahanan diri, dimana individu secara alam bawah sadar tidak memperhatikan segala atribut, emosi, dan sebagainya yang ada dalam dirinya dan dikeluarkan kepada masyarakat di luar dirinya, kepada individu atau media lain di luar dirinya. Media yang digunakan sebagai sarana untuk mengunggkapkan keinginan, dorongan maupun ide-ide yang secara rasional tidak/belum dapat diterima sebagai penyaluran disebut proyeksi.(Siswanto,2010)

2.1.2 Displacement
Teori Displacement dikemukakan oleh seorang tokoh Psikologi dunia yang dikenal mencipta teori Psikoanalisa, yaitu Sigmund Freud (1856-1939).  Bersama Anna Freud, putrinya, yang juga seorang Psikolog, Freud menyebutkan bahwa Displacement adalah mekanisme pertahanan-diri yang mengalihkan emosi, seperti kemarahan, kepada (sekelompok) orang yang lebih lemah, gara-gara dia mendapat tekanan atau ancaman dari orang lain yang lebih kuat dan dia tidak berdaya untuk melawannya. (Redirecting an emotion - e.g. anger - toward someone who is less dangerous than the real object of that emotion). Selain displacement, teori mekanisme pertahanan-diri lainnya yang ditemukan Sigmund dan Anna Freud adalah Repression, Regression, Reaction formation, dan Projection (Holmes, 1984).  Bermanfaat atau merugikan,  manusia harus bersyukur kepada Yang Maha Kuasa karena anugerah mekanisme pertahanan diri yang melekat dalam setiap pribadi.  Bayangkan, bila mekanisme itu hilang atau dicabut oleh Sang Pemberi, mungkin makhluk hidup bernama manusia akan sirna dari muka bumi ini.
Teori displacement yang semula lahir dari seorang penemu teori Psikoanalisa, yang berada dalam tengah-tengah studi Psikologi Perkembangan, meluas dan kemudian diaplikasikan ke ranah sosial.
Identifikasi dan pemindahan (displacement) adalah dua cara yang digunakan individu untuk belajar mengatasi frustrasi – frustrasi, konflik – konflik, dan kecemasan – kecemasan.(Hall, 1993. Hal 83)

2.2 Karthasis
Katharsis berasal dari bahasa yunani yang berarti pembersihan (Purging). Meskipun belum disebut katharsis, Seorang filsuf Yunani yaitu Aristoteles telah menggunakan konsep katharsis dalam karyanya untuk menyampaikan emosi akan tragedy kepada audience-nya. Teori Katharsis pertama kali diperkenalkan pada kisaran awal tahun 1960 dalam tulisan berjudul The stimulating versus cathartic effect of a vicarious aggressive activity yang dipublikasikan dalam journal of abnormal social psychology. Konsep teori ini berdiri diatas psikoanalisa Sigmund freud, yaitu emosi yang tertahan bias menyebabkan ledakan emosi berlebihan, maka dari itu diperlukan sebuah penyaluran atas emosi yang tertahan tersebut. Penyaluran emosi yang konstruktif ini disebut dengan katharsis. (www.Wikipedia.org)
Katarsis menurut Kamus Lengkap Psikologi karangan J.P. Chaplin adalah pembebasan atau pelepasan ketegangan- ketegangan dan kecemasan - kecemasan dengan jalan mengalami kembali dan mencurahkan keluar kejadian-kejadian trumatis di masa lalu, yang semula dilakukan dengan jalan menekan emosinya ke dalam ketidaksadaran. Dengan menuliskan perasaan-perasaan yang muncul terutama hal-hal negatif akan memberikan rasa puas dan lega dalam diri (Dr. Pennebaker)
Pada dasarnya setiap perwujudan mengungkapan emosi  bisa dikeluarkan dalam semua bahwa berbagai macam hal yang ada, salah satunya dengan menulis, dengan terbuktinya banyaknya puisi – puisi dan diary yang ditulis orang tersebut.
Emosi diekspresikan dalam bentuk verbal maupun nonverbal. Dalam aktivitas kesenian, ekspresi verbal biasanya dilakukan dengan  menulis,  berbicara tentang emosi yang dialami, olah vocal dan lainnya. Adapun ekspresi nonverbal bisa dilakukan dengan menggambar,  gerak dan isyarat tubuh, dan tindakan-tindakan emosional lainnya yang menggunakan dengan menggunakan  instrument tertentu (bermusik dll). Bentuk lain untuk mengekspresikan dan mempelajari serta memahami emosi adalah dengan menulis dan membaca indah. Melalui aktivitas ini seseorang dilatih untuk menyuarakan kata hati, keinginan maupun perasaan-perasaannya. Tulisan yang komunikatif, dibuat berdasarkan proses pengamatan yang seksama atas berbagai peristiwa yang menarik di sekitar. Dengan menulis seseorang akan dibiasakan dan bersahabat dan berkomunikasi dengan lingkungan dan alam sekitarnya. Sedangkan dengan membaca (mendongeng dll), seseorang dilatih untuk peka terhadap perasaan orang lain yang dituangkan dalam tulisan. Dengan membaca tulisan seseorang terlatih untuk mampu memperdengarkan dan membayangkan pesan yang disampaikan.

Katarsis Menulis
Teranglah sudah, beban pikiran, yang diinginkan atau tidak, diakui atau bukan, dikehendaki atau dijauhi, selalu bersama kehidupan. The life is problems, problem must be solved. Tepatnya, jangan menyimpan atau melestarikan masalah di kepala.
Menulis, dalam kaitan pokok tulisan ini, dimaknai sebagai medan untuk membebaskan diri dari gelora pikiran. Tidak seorang pun di dunia yang bisa bebas dari beban pikiran. Kita punya pertanyaan yang perlu dijawab, punya kebahagian yang perlu diungkap, punya kekesalan yang perlu dibuang. Menulis adalah satu dari sekian sungai penyaluran.

C. DINAMIKA PENGARUH
Pemberian free scratching (media khatarsis, displacement, dan proyeksi) akan membantu subyek dalam mengeluarkan dan melampiaskan setiap bentuk tekanan yang dimiliki oleh diri individu, setiap hambatan baik dengan tingkatan tinggi maupun dengan tingkatan rendah akan dikeluarkan, dan akan membuat individu merasa lebih nyaman sehingga tingkatan diri individu dalam konsentrasi akan lebih bebas untuk dikeluarkan secara maksimal karena tidak dihalangi oleh berbagai bentuk hambatan mental.
Konsep dasar dalam dinamika pengaruh ini adalah bagaimana Free scratch membantu dalam diri individu untuk melakukan khatarsis, displacement, dan proyeksi, mengeluarkan berbagai bentuk beban dalam diri yang memungkinkan dalam menghasilkan hambatan tingkat konsentrasi dalam diri individu, bagaimana dengan perubahan hambatan tersebut akan merubah tingkat konsentrasi.

Free Scratch --> peluapan beban mental --> konsentrasi

Dinamika pengaruh yang ada dalam penelitian ini merupakan pola perubahan dalam tekanan terhadap diri yang pada akirnya berpengaruh pada konsentrasi tersebut.

D. HIPOTESIS
Ada pengaruh free scratching terhadap peningkatan konsentrasi. Individu yang diberikan treatment akan lebih baik kemampuan konsentrasinya ditunjukkan dengan hasil tes yang tepat dan cepat, dibandingkan dengan individu yang tidak diberikan treatment.

Baca juga: PSIKOPAT dan KRIMINALITAS

No comments: