Sub

Saturday, June 25, 2016

Fenomena Manusia Baru - Indigo


Pada pertengahan tahun 1970-an Nancy meneliti warna aura manusia dan memetakan artinya untuk menandai kepribadiannya. Tahun 1982 ia menulis buku Understanding Your Life Through Color. Penelitian lanjutan untuk mengelompokkan pola dasar perangai manusia, mendapat dukungan psikiater Dr. McGreggor di San Diego University. 

Fenomena “Anak Indigo” belakangan ini menjadi perhatian para ilmuwan di Rusia. Majalah Journal Trust Rusia pada 8 Desember 2005 lalu melaporkan, berdasarkan penjelasan beberapa ilmuwan dari lembaga ilmu pengetahuan sosial Rusia, diyakini bahwa di atas bumi saat ini telah muncul suatu species “manusia baru” yang disebutnya sebagai ”Anak Indigo”. 

Para ilmuwan mengatakan mereka memiliki kekuatan supernormal, dapat melihat fenomena ganjil, dan dapat meramal peristiwa yang akan terjadi. Ciri khas mereka adalah berinteligensi tinggi,
berintuisi tinggi, sangat sensitif dan lain-lain. Dari gambar foto medan energi ditubuhnya ditemukan, warna indigo tampak jelas sekali di tubuh mereka, sehingga disebut “anak indigo”. Atas hal ini, sejumlah besar ilmuwan masih belum percaya.

Fenomena Baru anak indigo
Penelitian di Rusia menunjukan bahwa sekitar 95 persen anak-anak yang lahir sejak 1994 tergolong “anak indigo”. Hal itu bisa dibuktikan melalui lingkaran cahaya biru di sekeliling tubuh mereka. Fungsi organ dalam anak-anak ini juga telah mengalami perubahan yakni sistem kekebalan tubuh mereka lebih kuat beberapa kali lipat dibanding orang pada umumnya, kebal terhadap penyakit, bahkan dapat melawan penyakit AIDS, dan DNA mereka juga tidak sama. Para ilmuwan menduga, bahwa mungkin dikarenakan variasi gen, ribuan warga di bumi sudah bukan tergolong “manusia lama” lagi, sebuah spesies manusia yang baru sedang lahir, meskipun perkembangan proses ini lamban namun diyakini benar-benar sedang muncul.

Ciri khas psikologis dan perilaku “anak Indigo” ini sangat unik dan ganjil, sehingga dengan demikian, mereka perlu pola pendidikan yang baru. Tidak boleh mengabaikan permintaan mereka, jika tidak, mungkin dapat mengakibatkan inteligensi dan pikiran species “manusia baru” ini menjadi kacau. Mungkin mereka membuka sebuah perintis zaman yang baru, sesuatu yang masib belum kita ketahui. Fenomena “anak indigo” ini banyak terjadi di depan kita.

Ada beberapa kasus kemunculan “anak indigo” di beberapa negara. 
Borische Tipikal “Anak Indigo”
Di sebuah daerah di Rusia, pada 1997 lahir seorang bocah laki-laki yang tidak lazim. Saat ibunya melahirkan dipagi hari yang cerah, segalanya tampak sedikit ganjil. Ibunya mengatakan, “Semuanya terjadi begitu cepat, hingga saat saya belum merasakan sakit apapun, Boriska sudah lahir. Ketika suster memperlihatkan bayi itu kepada saya, bocah itu justru menatap saya dengan tatapan seorang ginekolog (ahli tentang wanita), namun, saya tahu bayi yang baru lahir tidak mungkin memusatkan perhatian pada hal apapun,” demikian pengakuan Nadezhda Kipriyanovich, ibu Boriska.
Saat ibu itu membawa Borische pulang ke rumah, diketahui anak ini semakin tidak seperti biasanya. Ia hampir tidak pernah menangis juga tidak pernah sakit, saat menginjak usia 8 bulan, ia sudah bisa mengucapkan kata-kata secara utuh, tidak ada kesalahan dalam hal pengucapan maupun tata bahasa. Begitu juga dalam memperlakukan mainan yang diberikan ayahnya, ia juga bisa menggunakan prinsip geometri dan secara tepat merakit kembali mainannya.

Saat Boris menginjak usia 2 tahun, ia mulai mencoret-coret beberapa benda dengan warna biru dan lembayung. Psikolog yang mendeteksi hasil corat-coretnya menyebutkan, mungkin ia sedang mencoba melukis suatu lingkaran cahaya yang ditebarkan manusia. Belum juga menginjak usia 3 tahun, ia sudah bisa menjelaskan sejumlah pengetahuan yang berhubungan dengan fenomena alam semesta kepada orang tuanya. Ibunya mengatakan, “Ia dapat menyebutkan semua nama planet dalam sistem tata surya, bahkan nama satelit buatan; bahkan bisa menghitung nama dan jumlah galaksi. Awalnya, saya merasa ini agak mengerikan, saya berpikir apa anak saya bermasalah dengan jiwanya. Namun, saya putuskan untuk memeriksa sejenak apakah nama-nama yang disebutkan itu benar atau tidak, dan setelah saya menemukan sejumlah buku astronomi, ternyata apa yang disebutkannya itu benar”.

Sehubungan dengan kemampuannya itu, Borische menjadi populer di kampung halamannya. Orang-orang sangat penasaran, bagaimana ia bisa mengetahui begitu banyak hal tentang astronomi. Tidak lama kemudian, Boriska kembali mulai menceritakan kejahatan yang dilakukan manusia. Ia bisa menarik seseorang yang berjalan di jalan raya, dan memintanya agar berhenti dan menjauhi narkotika, bahkan memberitahu pada laki-laki dewasa yang hilir mudik, agar jangan membohongi istri sendiri. Peramal cilik ini bahkan mengingatkan orang-orang mengenai bencana, wabah penyakit dan lain sebagainya yang akan segera tiba di dunia manusia, tindakan atau perilakunya yang ganjil ini membuat orang tuanya semakin bingung.

“Kekuatan supranatural” atau Kelainan?
Ketika musim panas 2005 ini, para ilmuwan dari lembaga penelitian radio dan magnetis bumi dari akademi ilmu pengetahuan sosial Rusia berhasil menangkap lingkaran cahaya di tubuh Boriska. Professor Vladislav Lugovenko mengatakan, “Ia memiliki spektrum energi yang berwarna biru tua (indigo), ini berarti bahwa ia adalah seorang yang bahagia dan berinteligensi tinggi. Kemampuan otak manusia yang paling unik adalah dapat menyimpan pengalaman, perasaan dan pikiran manusia serta sejumlah informasi alam semesta. Bahkan ada beberapa anak malah dapat melukiskan tentang ruang alam semesta”. Menurutnya, setiap orang bisa mengadakan hubungan atau kontak dengan cakrawala melalui saluran rohani.

Professor mengatakan di bawah bantuan alat khusus, tidak tertutup kemungkinan dapat mendeteksi sejumlah kekuatan supranatural manusia yang terpendam. Ilmuwan dari berbagai negara di dunia saat ini sedang melakukan penelitian secara luas, mencoba menyingkap rahasia kekuatan supranatural anak-anak. Ia menyatakan, “Jelas sekali Borris adalah salah satu contoh tipikal “anak indigo”, ia mengemban misi khusus yang mengubah planet kita. 

Di China, India, Vietnam dan negara lain di dunia pernah melihat bocah seperti ini. Dan saya berani pastikan bahwa yang menciptakan peradaban baru di masa yang akan datang pastilah mereka.” Namun, banyak juga ilmuwan yang bersikukuh dengan pendapat yang berbeda. Menurut dunia ilmu kedokteran, anak-anak ini mungkin menderita “gejala (penyakit) konsentrasi yang tidak terpusat”. Psikolog menyarankan, perbanyak mendengar suara anak-anak, supaya mereka merasa dapat diterima oleh kita, dengan demikian akan bisa secara efektif memecahkan masalah “bocah biru” ini. 

Seorang penganut mistisisme yang terkenal di Rusia, Drunwalo Melhisedek juga bersikukuh menganggap, bahwa kondisi seperti ini mungkin disebabkan gen anak-anak sekarang mengalami mutasi, sehingga menyebabkan reaksi khusus pada jiwa dan inteligensi anak-anak. “Ini mungkin suatu pancaran berbentuk gelombang yang terpancar dari tubuh kita sendiri, atau mungkin juga efek dari medan magnet bumi kita, jadi setiap orang bisa saja menjadi “Anak Indigo”! demikian ujarnya.

Anak-anak itu sebenarnya punya mekanisme pertahanannya sendiri. Ditanah air Annisa, misalnya. Gadis kecil berusia 4,5 tahun ini tiba-tiba berbicara dalam bahasa Inggris beraksen Amerika begitu ia bisa bicara pada usia 2,5 tahun. Padahal orang tuanya tidak berbahasa Inggris dengan baik. Meski tampak menggemaskan, dalam banyak hal ia berbicara dan bersikap seperti orang dewasa, bahkan menyebut dirinya ”orang Amerika” karena ”datang dari Amerika”. Nisa menyebut ibunya, Yenny bukan dengan panggilan mama.

Kemampuan melihat dan mendengar Nisa sangat tajam pada pukul 23.00 sampai dini hari. Tetapi kalau secara sengaja diminta memperlihatkan kemampuannya, ia akan menolak dengan tidak memperlihatkan kemampuan itu sehingga ia tampak seperti anak-anak lainnya,” ujar Yenny. Kata sang ibu, Nisa tidak mudah bersalaman dengan orang. Ia seperti tahu orang yang suka pergi kedukun atau memakai jimat. Namun sebagai anak-anak Nisa juga suka menyanyi dan bermain.

Jenis dan kemampuan anak indigo bermacam-macam. Meski memiliki kepekaan yang kuat, kepekaan mendengar dan melihat sesuatu yang tidak didengar dan dilihat orang kebanyakan, berbeda-beda gradasinya. Mungkin Cita (9) termasuk anak itu. Ini hanya salah satu kemampuan ”melihat” milik anak yang selalu mendapat rangking di sekolah itu. Cita tahu kapan hujan akan turun hari itu dan sebaliknya, meskipun mendung sudah menggantung.”Ia menjadi teman dan penasihat kami, bapak-ibunya. Disekolah, di keluarga besar kami, terasa ia menebarkan aura kedamaian dan kebahagiaan. Anak itu sangat tenang dan pemaaf,” ujar ibunya, Ny Dita. 

Lain lagi dengan Vincent Liong. Remaja yang duduk di bangku kelas dua sebuah sekolah menengah umum ini dikarunia kecerdasan filosofis yang tinggi. Vincent sudah menulis artikel psikologi dan spiritual dalam sudut pandang tak biasa sejak sekolah dasar. Kini bukunya diluncurkan oleh penerbit terkemuka dan dikagumi banyak kalangan. Bahkan, tulisannya pernah dimuat di halaman pembuka buku dari sastrawan terkemuka Indonesia, Pramudya Ananta Toer. Dua karangan filosofis lainnya juga siap beredar.

Anak-anak Indigo sebagai generasi yang dilahirkan saat ini, sebagian besar berumur 12 tahun atau lebih muda. Mereka berbeda. Mereka memiliki karakteristik yang sangat unik yang membuat mereka terlihat berbeda dari generasi anak-anak yang lain. Indigo sebagai sebuah sebutan menunjukkan warna aura yang mereka bawa, yang mengindikasikan adanya chakra “Mata Ketiga”, yang menunjukkan kemampuan Psychic dan ketajaman intuisi.

Mereka adalah anak-anak yang umumnya tidak mudah diatur oleh kekuasaan, tidak mudah berkompromi, emosional dan beberapa diantaranya memiliki tubuh rentan, sangat berbakat atau berkemampuan akademis baik dan mempunyai kemampuan metafisik.

Anak Indigo dilahirkan kedunia dengan tantangan yang tidak mudah dilalui. Mereka berada pada tingkat sensitivitas yang tinggi dan sulit dipahami, yang hanya dapat diterima oleh orangtua yang bersifat tidak menentang. Mereka memiliki karunia yang tidak biasa dan tidak banyak anak yang seperti ini. Sifat non-konformis terhadap system dan disiplin yang ada akan menyulitkan pada masa anak-anak dan bahkan hingga masa dewasa. Sifat ini akan membantu mereka dalam mencapai tujuan besar seperti; merubah sistem pendidikan, contohnya. Sistem pendidikan kita sejatinya memang belum ada yang sesuai dengan pola pikir anak indigo.

Apa itu indigo ?
ISTILAH indigo berasal dari bahasa Spanyol yang berarti nila. “Warna ini merupakan kombinasi warna biru dengan ungu,” kata Dr Tb Erwin Kusuma, SpKJ, psikiater anak dengan pendalaman di bidang kesehatan mental spiritual, kepada GATRA. 

Dikatakan indigo apabila punya inderakeenam, IQ-nya di atas rata-rata, dan bijaksana.Tinggal memoleskan saja. Dan, itulah yang kini tengah getol dilakukan di Barat. Hingga, sekolah untuk anak indigo sudah banyak bertebaran. Di Indonesia? Itulah yang tengah dipikirkan oleh mereka yang sangat peduli pada indigo, termasuk Dr Erwin. Jumlah anak indigo di Indonesia mungkin belum mencapai ratusan. Tapi, dari sedikit itu, jika mendapat bimbingan yang sempurna, diharapkan mereka kelak menjadi pemimpin masa depan yang arif bijaksana, humoris, dan cinta damai. 

Ciri-ciri Anak Indigo
MENURUT Erwin, anak indigo bisa ditandai cerdas dan kreatif. Dalam kondisi sudah melewati biru. Hanya saja, saat ia lahir, jasmaninya kecil, tidak sematang mental dan spiritualnya. Ciri-ciri lain yang mudah dikenali adalah punya kemampuan spiritual tinggi. Anak indigo kebanyakan bisa melihat sesuatu yang belum terjadi atau masa lalu. Bisa pula melihat makhluk atau materi-materi halus yang tidak tertangkap oleh indra penglihatan biasa. “Kemampuan spiritual semacam itu masuk dalam wilayah ESP (extra-sensoryperception) alias indra keenam,” kata Erwin. Menurutnya, kemampuan ESP bisa menjelajah ruang dan waktu.

Ketika tubuh anak indigo berada di suatu tempat, pada saat bersamaan, ia tahu apa yang terjadi di lokasi lain. Itulah yang disebut kemampuan menjelajah ruang. Ketika dia bicara sekarang, tentang suatu peristiwa yang akan terjadi di masa mendatang, ini yang disebut menjelajah waktu. 

Anak indigo biasanya banyak bertanya dan orangtuanya akan kewalahan menjawab. Umpamanya, kenapa harus begini, kenapa harus begitu. Dia akan merasa heran untuk beberapa hal, yang dirasa tak masuk akal. “Kenapa harus sekolah berjam-jam? ”Jika orangtua tak mengerti bahwa anaknya indigo, umumnya si anak cenderung memberontak, agresif, dan nakal. Tak sedikit yang kemudian bentrok dengan kehendak orangtuanya. Jika orangtua masih otoriter membatasi aktivitas spiritual anak indigo, si anak pasti akan berontak. Karena itu, para orangtua mesti menjawab imperesi-imperesi yang dikemukakan si anak.

Definisi “anak indigo”, dikutip dari sebuah buku “Indigo Child” yang ditulis bersama Lee Carrol dan Jan Tober. Dalam buku tersebut, ia menggunakan kata “indigo” untuk melukiskan semua anak-anak baru yang memasuki bumi. Tetapi, indigo menampakkan suatu sifat psikologis yang serba baru dan lain dari yang lain, serta punya perilaku-perilaku yang sangat berbeda dengan sebagaian besar ketakjuban seperti sebelumnya. Mereka mempunyai keunikan yang sama, sehingga orang-orang yang saling berinteraksi dengan mereka perlu mengubah sikap dan menyesuaikan pola pendidikan anak-anak ini. 
Berikut ini adalah 10 besar ciri khas “bocah Indigo” menurut Magnum dalam tulisan blognya :
1. Mereka mempunyai bau keturunan raja sejak lahir, dan kerap memanifestasikannya
2. Mereka memiliki rasa “ini adalah tempat saya semestinya”, dan akan merasa sangat ganjl bila melihat orang lain tidak berpikir demikian
3. “Harga diri” bukan soal, mereka kerap memberitahu orang tua tentang “siapa mereka”
4. Mereka tidak akan melakukan hal yang spesifik, misalnya berbaris berurutan adalah suatu hal yang sulit bagi mereka
5. Terhadap hal yang kaku dan tidak memerlukan kreatifitas, ia merasa tidak terbiasa
6. Baik di rumah atau sekolah, biasanya mereka dapat menemukan cara kerja yang lebih baik, sehingga mereka dianggap sebagai perusak tata tertib yang sudah berjalan
7. Biasanya mereka introvet (menyembunyikan perasaan), merasa tidak ada orang di dunia ini yang dapat memahami mereka
8. Mereka tidak pernah pelit terhadap kebutuhan pribadi
9. Kemampuan “mata batin” mereka secara umum sangat kuat, bisa langsung mengetahui permainan orang dewasa
10. Mudah hanyut dalam kecanduan dan kebiasaan jelek lainnya.

Dalam The Care and Feeding of Indigo Children, Jan Tobler menyebutkan sedikitnya 10 ciri anak indigo. 
1. Non-kompromisits terhadap sistem yang berlaku. Seringkali mereka menemukan cara-cara yang lebih tepat
2. Suka menyendiri. Kadang sulit untuk bersosialisasi
3. Datang ke dunia dengan perasaan ingin berbagi
5. Memahami betul hak eksistensi dirinya di dunia ini. Mereka justru heran jika ada yang menolaknya
6. Merasa dirinya bukanlah yang utama.
7. Sulit menerima otoritas mutlak tanpa alasan
8. Sulit menunggu giliran
9. Tidak menyukai hal-hal ritual. Atau hal-hal yang tidak memerlukan pemikiran kreatif
10. Tidak merespons aturan-aturan yang kaku (misalnya: tunggu sampai ayah pulang)
11. Tidak malu untuk meminta apa yang dibutuhkannya. 

Selain itu, dalam buku The Indigo Children, Doreen Virtue, Ph.D, menyebutkan pula beberapa karakteristik untuk mengidentifikasi anak-anak berbakat khusus itu, yaitu: Sangat sensitif. 
1. Energinya sangat berlebihan. 
2. Mudah bosan. 
3. Perlu orang dengan kondisi emosi yang lebih stabil dan nyaman untuk berada di sekelilingnya. 
4. Mempunyai pilihan sendiri untuk belajar, terutama untuk membaca dan matematika. 
5. Mudah frustrasi. Sebab, umumnya mereka mempunyai banyak ide, namun kurang sumber daya atau orang-orang yang dapat membantu mereka.
6. Belajar lewat cara eksplorasi. 
7. Tidak bisa diam kecuali mereka menyatu dalam sesuatu hal yang sesuai dengan minatnya. 
8. Mempunyai ketakutan seperti kehilangan atau ditinggal meninggal oleh orang yang dicintainya. 
9. Jika pengalaman pertamanya mengalami kegagalan, mereka mungkin akan menyerah dan membuat blok pembelajaran secara permanen.

Mengapa terjadi anak indigo ?
Banyak teori yang membahas masalah ini. Yang perlu diamati sesungguhnya apa yang terjadi pada anak indigo ini, seperti kemampuan indra keenam/sixth sense. Kemampuan ini sebenarnya bisa dipelajari dan dikuasai oleh orang awam atau orang bukan indigo, jadi tidak semata-mata karunia Tuhan. Getaran bumi yang sedemikian kuat membawa banyak perubahan. Salah satunya adalah makin banyaknya terlahir anak berjiwa matang (old soul) yang memiliki bakat khusus. 

Bagaimana mendidik agar mereka tidak merasa tertekan dan aneh karena berbeda dengan teman-temannya? Gejala alam rupanya tidak sedikit mempengaruhi hal-hal lain. Waktu yang berjalan demikian cepat menjadi satu indikasi perubahan yang terjadi di bumi. 

Selain itu, munculnya anak-anak berbakat dengan jiwa tua atau old soul, juga menjadi tanda perubahan bumi yang begitu cepat. Akhir-akhir ini kita sering disentakkan oleh begitu banyaknya anak yang memiliki pola pikir berbeda dengan anak seusianya. Daya nalar mereka cenderung dewasa, padahal usianya belum mencapai belasan. Kali lain kita dikejutkan oleh anak-anak yang memiliki indra keenam luar biasa tajam, sehingga si anak sampai merasa dirinya tidak normal karena tidak sama dengan teman-temannya. 

Fenomena lahirnya anak-anak berkemampuan lebih ini sebenarnya sudah sejak lama ada. Sebastian Bach dan Albert Einstein bisa dikategorikan sebagai anak indigo. Musik yang diciptakan Bach disebut sebagai tipe musik anak indigo. Ia menciptakan musik sambil melamun, sama seperti Einstein yang mendapat rumus saat sedang bengong. 

Keberadaan anak-anak berbakat ini memang baru disadari sejak tahun 1990-an. Para ahli menyebut mereka indigo. Munculnya anak indigo, menurut Tom, tak lepas dari pengaruh perubahan getaran bumi. Pada tahun 1970 sampai 1980-an, resonansi bumi sekitar 7,83 Hz. Di tahun 2000 menjadi 8,5-9 Hz, sedangkan di tahun 2004 sudah mencapai 13,5 Hz. Secara metafisik, getaran bumi yang semakin cepat akan menimbulkan satu fase, yang menyebabkan terjadinya kenaikan tingkat ke dimensi yang lebih tinggi. 

Secara teoretis, getaran bumi yang semakin cepat akan membuat bumi semakin panas dan suhu ikut meningkat. Kenaikan ini juga mengakibatkan perubahan yang cukup signifikan, sehingga membutuhkan orang tertentu untuk menyeimbangkannya. Kelahiran anak-anak berbakat inilah yang akan membantu getaran bumi berjalan lebih smooth, lebih mulus.

Kelahiran mereka ditujukan untuk mengubah tatanan dunia supaya menjadi lebih nyaman. Anak indigo datang ke dunia dengan berbagai misi. Cara yang diambil pun beraneka ragam. Bisa lewat kesenian, pendidikan, ilmu pengetahuan, olahraga, ”Semua itu tergantung misi mereka,? katanya. Anak indigo kebanyakan merupakan pendobrak suatu tatanan yang salah. 

Opini Psikolog
Psikolog dari Universitas Padjadjaran Bandung, Dra Sawitri Supardi Sadarjoen, menyarankan kepada orang tua untuk “menormalkan” anak-anak ini. Sawitri justru menyarankan untuk “menumpulkan”kemampuan si anak. Caranya? Dengan memberi pengertian bahwa apa yang diketahui si anak itu semata-mata faktor kebetulan karena si anak akan tersiksa dengan kelebihan yang dimilikinya. Sawitri beralasan bahwa kemampuan itu akan membuat anak menjadi tidak realistis dan malas. Tapi biasanya, kelebihan anak indigo bisa menjelajah ruang dan waktu. Menurut Soewardi, keajaiban anak indigo terjadi karena ada kesalahan dalam kinerja otaknya. Atau dengan kata lain, sistem kerja otaknya terganggu.

Psikiater anak dan remaja, Dr Tb Erwin Kusuma Sp.KJ(K), memastikan tidak ada yang salah dengan anak indigo. Menurut dia, anak indigo itu normal. ”Mereka cuma berbeda saja”, terangnya. Sebelum memulai praktik kedokterannya. Erwin memaparkan apa itu anak indigo serta apa yang membedakan mereka. Menyikapi terhadap pandangan bahwa anak indigo harus ditumpulkan kemampuannya Erwin berpendapat tidak setuju dengan pandangan itu. ”Tidak betul itu. Anak indigo itu normal cuma beda saja. Tidak saya rekomendasikan”. Tuturnya. Menurut dr. Tubagus Erwin Kusuma SpKj, anak-anak seperti itu semakin muncul di mana-mana didunia, melewati batas budaya, agama, suku, etnis, kelompok, dan batas apa pun yang dibuat manusia untuk alasan-alasan tertentu. Fenomena itu menarik perhatian banyak pihak, karena dalam paradigma psikologi manusia, anak-anak itu dianggap ”aneh”. Pandangan ini muncul karena selama ini kemanusiaan telanjur dianggap sebagai hal yang statis, tak pernah berubah. ”Padahal, semua ciptaan Tuhan selalu berubah,” ujar dr Erwin.

Sebagai hukum, masyarakat cenderung memahami evolusi tapi hanya untuk yang berkaitan dengan masa lalu.”Fenomena munculnya anak-anak dengan kemampuan seperti itu merupakan bagian dari evolusi kesadaran baru manusia, yang secara perlahan muncul di bumi, terutama sejak awal milenium spiritual sekitar tahun 2000 yang disebut Masa Baru, The New Age, atau The Aquarian Age. Semua ini merupakan wujud kebesaran Allah,” tegas Erwin. Fisik anak-anak indigo sama dengan anak-anak lainnya, tetapi batinnya tua (old soul) sehingga tak jarang memperlihatkan sifat orang yang sudah dewasa atau tua. Sering kali ia tak mau diperlakukan seperti anak kecil dan tak mau mengikuti tata cara maupun prosedur yang ada. 

Kebanyakan anak indigo juga memiliki indra keenam yang lebih kuat dibanding orang biasa. Kecerdasannya di atas rata-rata. Menurut Lanny Kuswandi, fasilitator program relaksasi di Klinik Prorevital, mengutip dr Erwin, ”Ada tipe humanis, tipe konseptual, tipe artis, dan tipe interdimensional. Pendekatan terhadap mereka juga berbeda-beda,” sambungnya. Namun karena dianggap ”aneh”, tak jarang diagnosisnya keliru dan penanganannya lebih bersandar pada obat-obatan. ”Ada anak indigo yang dianggap autis, ADHD (Attention-Deficit Hyperatictve Disorder) maupun ADD (Attention Deficit Disorder). Padahal tanda-tandanya berbeda,” sambung Erwin. Kekeliruan semacam ini juga terjadi di AS, karena banyak ahli menganggap anak-anak itu menderita ”gangguan” yang harus dihilangkan.

Salah Kaprah Anak Indigo 
Belum pahamnya masyarakat tentang anak indigo menjadi penyebab belum banyaknya terungkap anak indigo. Sebagian kalangan medis menyatakan bahwa anak indigo mengalami kerusakan pada bagian otaknya. Namun Erwin menegaskan bahwa indigo bukan penyakit. Badan Kesehatan Dunia (WHO), kata dia, bahkan tidak mencantumkan indigo dalam international classification of diseases. Lantaran indigo bukan penyakit tak perlu dilakukan terapi untuk menyembuhkan anak indigo. ”Yang dibutuhkan adalah pembinaan untuk anak, orang tua, guru supaya mengerti cara menangani anak indigo”, terangnya lagi. 

Saat ini, lanjut Erwin, Depdiknas misalnya tengah membuat panduan bagi guru reguler tentang bagaimana menghadapi anak indigo. Buku panduan itu juga berlaku bagi para guru home-schooling. Sejumlah anak indigo enggan bersekolah di sekolah biasa. ”Program ini direncanakan dibuat dalam jangka panjang. Nantinya akan ada sekolah khusus anak indigo. Tujuannya sebagai tempat bagi guru dari luar daerah untuk memahami seperti apa anak indigo itu”, terangnya lagi.

Peran orangtua 
Erwin menekankan perlunya para orangtua yang anaknya indigo untuk bersatu. Paling tidak, mereka bisa melakukan sharing soal jurus terbaik menangani anak-anak indigo. Di Jakarta sendiri ada indigo sharing club. ”Penanganan yang benar terhitung penting demi perkembangan anak”, papar Erwin yang mengungkapkan soal adanya kasus-kasus anak indigo yang frustasi lantaran mereka gagal beradaptasi dengan lingkungan. Menurut Erwin, anak indigo yang lahir di tengah keluarga yang mengerti kondisinya justru akan banyak berguna buat orang lain. Seperti membantu menyembuhkan penyakit lewat tenaganya. Inilah yang dilakukan Bagus Torasanto. Belum lama, cerita Bagus kepada Republika, ia mengobati seorang kawan ibunya yang diduga tengah didera masalah psikis. Entah mengapa, inspirasi pengobatan selalu datang usai shalat. Anehnya lagi, tangan Bagus seolah bergerak sendiri memegang kepala teman ibunya itu. Sekonyong-konyong rasa nyeri dari kepala itu pun hilang. 
Kelebihan anak Indigo dibandingkan dengan anak Normal
Ciri-ciri lain yang mudah dikenali adalah mempunyai kemampuan spiritual tinggi. Anak Indigo kebanyakan bisa melihat sesuatu yang belum terjadi atau masa lalu. Bisa pula melihat makhluk atau mater-materi halus yang tidak tertangkap oleh indera penglihatan biasa. Kemampuannya untuk merasakan apa yang dirasakan orang lain, bukan hanya merasakan, tapi juga mengerti. Seperti menyontek, mengerti pengertian orang lain.

Kemudian dalam poin empati karena dia merasakan apa yang orang lain rasakan, dan dia memiliki naluri untuk memberikan bantuan terhadap orang yang memiliki suatu kekurangan, otomatis mereka tanpa diminta akan membantu. Orang Indigo punya pandangan waskita (mengetahui apa yang belum terjadi), lalu orang yang punya kemampuan indera keenam dengan latihan atau semacamnya bisa disebut indigo . Indigo tidak harus waskita, indigo merupakan campuran dari warna biru dan ungu. Indigo itu macam-macam, ada yang mendekati biru, mendekati ungu, yang mendekati ungu itu adalah waskita segala macam, yang mendekati biru itu nalar, dia konseptor. 

Istilah indera keenam atau mata ketiga itu adalah indera spiritual, manusia itu roh yang punya badan, roh itu inderanya rohani, kalau badan indera jasmani. Warna Indigo adalah peralihan dari aura biru ke ungu. Warna aura biru melambangkan rasio atau nalar, sedangkan ungu melambangkan spiritualitas. Kombinasi inilah yang menjelaskan mengapa anak indigo memiliki dua atribut utama, yakni kecerdasan dan juga kemampuan spiritual yang tinggi. Jadi apabila anda melihat balita anda berdaya tangkap cepat dan memiliki empati yang tinggi terhadap sekelilingnya, coba ajak ke psikolog atau psikiater anak untuk memeriksa lebih jauh apakah si kecil anda memang anak indigo. Anak Indigo kerap dikira anak autis karena meraka kadang suka berbicara sendiri. Padahal, anak Indigo yang dikira sedang berbicara sendiri, bisa jadi sedang berkontemplasi atau berkomunikasi dengan makhluk halus. Perbedaan anak indigo dengan anak autis adalah cara mereka berinteraksi. Tidak seperti anak autis, anak indigo dapat berbicara secara konsisten dan teratur. Anak Indigo juga bisa bersosialisasi, hanya saja anak Indigo merasa lebih cocok dengan orang yang lebih rasional dan spiritual.

Permasalahan Anak Indigo
Anak yang “aneh”, mungkin kata itu yang sering terucap untuk menggambarkan seorang anak indigo. Sebagian ada yang mengatakan kalau para indigo memiliki kemampuan meramal masa depan yang akurat, sebagian ada yang melaporkan kalau para indigo dapat melihat makhluk-makhluk kasat mata, yang lain mengatakan anak-anak baru ini berasal dari dimensi yang berbeda, ada lagi yang bilang kalau mereka merupakan anak-anak surga, pernah terdengar juga kalau mereka merupakan cikal bakal Dajjal (penjahat yang muncul di akhir jaman). 

Notradamus seorang peramal asal eropa, dalam ramalannya mengatakan kalau bumi akan dikuasai oleh manusia berserban biru (sebagian orang kini mengartikan kalau itu adalah para indigo), ada yang membuktikan kalau para indigo terlahir dengan kemampuan ESP (extra-sensory perception) yang kuat, ada yang yakin mereka adalah reinkarnasi dari para orang hebat dimasa lalu, ada juga yang beranggapan kalau para indigo adalah anak-anak yang terlahir dengan misi messianic (misi penyelamatan dunia), di Indonesia berdasarkan stigma yang beredar di masyarakat ada yang percaya kalau anak-anak ini “ada yang nempel” (setan, jin, makhluk halus, genderuwo, mak lampir, leak, iblis, kuntilanak, sundal-bolong, Dll) sehingga sering di bawa ke ahli nujum atau ke orang yang dianggap kuat ilmu spritualnya untuk dihilangkan sesuatu yang nempel-nya itu. Dan itulah sebagian kecil dari sangkaan-sangkaan dan kenyataan yang terjadi pada para anak indigo, tapi bagi penulis yang paling masuk akal adalah mereka muncul sebagai bentuk dari kebesaran yang Maha Kuasa.

Indigo disangka sebagai penyakit karena sebelumnya hal tersebut belum pernah di dokumentasikan oleh masyarakat, lalu pada diri mereka muncul suatu perilaku yang sangat lain dari perilaku yang biasa ditunjukan oleh para anak yang terlahir sebelumnya, sehingga karena memiliki perbedaan maka disebut sebagai suatu yang tidak normal, mengalami gangguan dan sakit. Banyak terjadi kasus yang merupakan salah diagnosis dan juga menghasilkan suatu cara penyembuhan berbahaya yang dilakukan terhadap sesuatu yang sebenarnya bukan penyakit, berusaha menghilangkan sesuatu yang bukan merupakan penyakit dan mungkin juga itu merupakan suatu perangkat yang penting dalam diri seorang anak dapat mengakibatkan suatu kerusakan yang cukup membahayakan pada anak tersebut, alih-alih menyembuhkan malah celaka yang didapatkan.

Kemampuan sangat istimewa memang banyak ditemukan di dalam diri anak indigo dan kemampuan itu terkadang menjadi sesuatu yang sangat istimewa bagi mereka, sering juga kemampuan itu tidak muncul ketika akan digunakan dalam kesengajaan. Kemampuan intuisi yang sangat tinggi jelas mereka miliki banyak laporan yang menyebutkan bahwa mereka melihat dunia melalui suatu paradigma dan kaca mata yang baru. Dalam hal spiritualitas mereka sangat dalam, sehingga memiliki kemampuan intrapersonal yang berbeda, dan merupakan suatu tingkat kesadaran diri yang berbeda.

Pandangan yang mengaitkan para anak indigo dengan sesuatu yang bersifat irasional dan cenderung mistis di indonesia sudah menjadi suatu stigma yang berlaku, karena memang terkait dengan kebudayaan masyarakat Indonesia itu sendiri, sebagian besar masih memiliki kebudayaan mistis yang kental. Dalam kelahirannya di negeri Indonesia masih banyak juga yang tidak perduli dengan fenomena ini dan juga banyak yang tidak mengetahui.

Banyak anak-anak Indigo yang tidak dapat menyalurkan keberbakatannya, banyak hal ini terjadi akibat dari pola asuh orang tua yang melihat keberadaan mereka sebagai sesuatu yang aneh dan menjurus pada penyakit, sehingga sering pada awal kemunculan mereka dikatakan sebagai anak yang aneh, anak yang tidak wajar dan sangat mengganggu keberadaannya. Juga karena keaktifannya mereka di cap sebagai anak yang tidak mau patuh dan juga anak yang bandel. Selalu merasa tertekan dan tidak merasa nyaman dengan keadaan dunianya, belum lagi penolakan yang terjadi secara terang-terangan terhadap mereka menyebabkan banyak tekanan yang mereka terima dalam awal masa kehidupannya, hal itu sangat berbahaya untuk keadaan mentalnya di hari depan jika tidak dengan segera ditangani.

Sekolah sering kali menjadi sebuah tempat yang menyulitkan bagi mereka, mulai dari pergaulan dan juga peraturan-peraturannya, sebagian dari mereka bisa melewatinya dengan langgeng dan sebagian lagi ada yang melewatinya dengan penuh permasalahan bahkan keluar dari sekolah, sekolah bagaimanapun juga merupakan suatu sarana yang sangat penting bagi mereka untuk dapat memperoleh pelajaran dan pendidikan. Pola pendidikan yang tidak menyesuaikan perubahan generasi yang terjadi menjadi salah satu kendala, kurikulum yang itu-itu saja (walau selalu diperbaharui tapi tetap tidak berkembang), gaya mendidik dari guru-guru juga merupakan masalah dalam menangani para anak Indigo.

Perlakuan yang tidak wajar juga sering mereka terima dari lingkungannya, mulai dari rumah, sekolah dan masyarakat. Ada yang memperlakukan mereka seperti sesuatu yang sangat luar biasa dan menakjubkan dan ada juga yang memandang mereka terlalu rendah seperti orang sakit dan harus dihindari. Perlakuan yang tidak wajar ini akan membentuk suatu individu dengan pribadi yang juga tidak wajar, Hal ini perlu diperhatikan terutama bagi para orang tua dan para pendidik. Terlalu cepatnya para orang tua dalam mengambil kesimpulan seorang anak mengalami kelainan dan juga ketidak sabaran orang tua dalam mendidik anaknya akan menimbulkan “ketidak beresan” bagi anak Indigo. Di jadikan bahan tontonan bagi orang lain, di cap sebagai anak aneh, di juluki orang gila, ditanyai nomor buntut, ditanya tentang peruntungan dan jodoh, hingga pendewaan berlebihan bagi mereka juga sering terjadi. Di bawa ke psikiater yang tidak mengerti tentang fenomena anak Indigo sehingga ditangani dengan salah, mungkin kata sang psikiater anak tersebut mengalami kerusakan neurotransmiter, atau tidak seimbangnya antara hemisfer kiri dan hemisfer kanan, dan amigdala yang terlalu aktif, sehingga oleh si psikiater diberikan terapi obat dengan valium, prozac atau Xanax. Dan jadilah anak indigo itu sakit akibat tuduhan dan pengobatan yang meracuni dirinya.

Pendidikan Bagi Anak Indigo
Ditinjau dari psikologi pendidikan , anak indigo merupakan salah satu anak yang masuk kategori anak berkebutuhan khusus . Anak-anak yang memiliki kemampuan lebih dibandingkan dengan anak lain ini, jelas memerlukan peran pendidikan yang khusus pula. Misalnya anak indigo yang bisa berbahasa Inggris walau usianya masih balita dan tidak dibesarkan dalam kultur berbahasa Inggris, harus tetap disekolahkan. Bagaimanapun, mereka adalah anak-anak yang masih dalam tahap berkembang. Terlebih lagi, emosi mereka belum seimbang. Hal itu tampak dari warna kepribadiannya yang masih berganti-ganti.

Karena kemampuan khusus yang dimiliki oleh Anak Indigo, mereka menghadirkan tantangan baru bagi orang tua mereka maupun sistem sekolah yang ada saat ini untuk menemukan cara yang tepat demi membantu dan membimbing mereka. Sistem yang ada saat ini tampaknya tidak memiliki cukup instrumen untuk menyediakan lingkungan yang tepat demi memenuhi kebutuhan mereka. Banyak anak berbakat yang tidak bisa menyesuaikan diri dengan sekolah sehingga mereka dikatakan bermasalah seperti terkena Gangguan Pemusatan Perhatian (Attention Deficit Disorder) atau autisme. Sebenarnya, kemampuan mereka jauh di depan. Kebutuhan mereka lebih banyak. Di samping mengajarkan cara menghafalkan data, banyak pendidik menyatakan bahwa sekolah juga seharusnya mengajarkan anak-anak cara mengambil keputusan, cara makan yang benar, bahkan cara menanam bahan makanan, dan cara untuk bermeditasi. Sekolah semestinya mengusahakan cara-cara untuk memanfaatkan apa yang ada dalam diri anak, membuka kebijaksanaannya yang bersemayam di sana secara alami.

Baca juga: Gangguan - Gangguan Tidur dan Penanganannya