PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang
Pancasila dalam Negara kita ibarat sebuah kitab yang
bagi setiap warga Negaranya harus menjadi pedoman dan dilaksanakan supaya ke
arah menuju keseimbangan dalam mencapai kesejahteraan. Ibarat Negara adalah
rumah, Pancasila merupakan cahaya yang menerangi orang yang ada di dalamnya
yang apabila ketika malam gelap tanpa cahaya, orang tersebut akan kesulitan
dalam menjalani aktifitas di dalam rumah.
Di dalam Negara yang ber-bhineka ini sudah
seharusnya kita saling toleransi antar sesama, berdinamika dalam pluralism
mengikuti aturan yang telah disepakati bersama agar kesejahteraan yang
dicita-citakan dapat terwujud. Namun, krisis jati diri bangsa yang paling
mencekam muncul dalam sikap anti pluralism dikalangan sekelompok masyarakat. Sebagian masyarakat, terutama kelompok-kelompok dominan, masih memahami prinsip-prinsip pluralism dan multikulturalisme (M Darwan Rahardjo, 2010). Mereka malah curiga dan
merasa menghadapi ancaman. Padahal, justru kecurigaan dan kekhawatiran inilah yang menimbulkan konflik dan aksi-aksi kekerasan yang cukup marak di Indonesia akhir-akhir ini.
mencekam muncul dalam sikap anti pluralism dikalangan sekelompok masyarakat. Sebagian masyarakat, terutama kelompok-kelompok dominan, masih memahami prinsip-prinsip pluralism dan multikulturalisme (M Darwan Rahardjo, 2010). Mereka malah curiga dan
merasa menghadapi ancaman. Padahal, justru kecurigaan dan kekhawatiran inilah yang menimbulkan konflik dan aksi-aksi kekerasan yang cukup marak di Indonesia akhir-akhir ini.
TINJAUAN PUSTAKA
Secara
harafiah pluralisme (bahasa Inggris: pluralism), terdiri dari dua kata plural
(=beragam) dan isme (=paham) yang berarti beragam pemahaman, atau
bermacam-macam paham (Wikipedia.org).
Pluralisme Agama
(Religious Pluralism) adalah
istilah khusus dalam
kajian agama agama. Sebagai
‘terminologi khusus’, istilah
ini tidak dapat
dimaknai sembarangan,
misalnya disamakan dengan
makna istilah ‘toleransi’,
‘saling menghormati’ (mutual respect),
dan sebagainya (Wikipedia.org).
Fenomena adalah
hal-hal yang dapat disaksiakan oleh panca indra dan dapat diterangkan serta
dinilai secara ilmiah (Sumber: Kamus
Standar Bahasa Indonesia,penabur ilmu,2001, hal 116).
Sosialisasi adalah suatu proses
kekal berkelanjutan. Semua masyarakat harus berhadapan dengan hal itu yang
mulai dengan bayi yang baru lahir dan berlanjut hingga umur tua dan akhirnya
kematian (Sumber: Socialization , Michael
Hughes (http://www.higherd.mcgraw-hill.com.htm).
PEMBAHASAN
Agama telah menjadi sebuah simbol kepercayaan bagi
manusia yang ada di dalamnya. Saat ini Indonesia mengakui adanya enam agama
resmi sebagai anutan bagi warga Negara. Ada harapan bahwa setiap orang beragama mampu hidup rukun satu
sama lain karena dari setiap agama pasti ada sebuah ajaran dimana sesama antar
umat manusia harus saling menghargai dan menghormati.
Namun kenyataan di lapangan berbeda. Ada oknum yang
mengatasnamakan suatu agama tertentu terjun sebagai kelompok yang menganggap
diri mereka lebih suci dan harus memusnahkan manusia lain yang berbeda
pandangan kepercayaan. Hal semacam itu terjadi mungkin akibat kesalahan doktrin
yang di ajarkan dengan sengaja maupun tidak sengaja karena adanya konspirasi,
atau kurang mampunya nalar yang mengarah pada pandangan sempit bagi orang-orang
dalam memahami ajaran hakikat kebenaran dari sebuah agama tertentu.
Psikologi sosial adalah ilmu tentang pengalaman dan
perilaku individu dalam kaitannya dengan situasi stimulus social (Muzafer
Sherif, 1956). Individu yang memiliki pandangan bahwa dunia luarnya adalah
sebuah ancaman akan melihat dunia dalam dua sudut pandang, yaitu realistis atau
non-realistis. Dalam kasus agama tersebut individu melakukan tindakan non-realistis
sehingga cenderung melakukan pertahanan ego dengan melakukan agresi terhadap stimulus
yang mengancam eksistensinya.
Menurut Myers (1996) agresi dapat dibedakan dalam
dua jenis, yaitu :
1. Hostile Aggression atau agresi emosi
Merupakan
ungkapan kemarahan yang ditandai oleh emosi yang tinggi. Perilaku agresi
sebagai tujuan dari aagresi itu sendiri. Agresi jenis ini pelaku tidak
memikirkan dampak dari perbuatannya akan merugikan orang lain. Agresi dapaat
dipicu rasa marah, tersinggung, cemburu dsb.
2. Instrumental Aggression
Agresi
sebagai sarana mencapai tujuan lain. Pada umumnya tidak disertai emosi. Misal: tentara
yang membunuh musuh Negara.
Dari
pemaparan Myers, sekelompok individu yang melakukan agresi secara radikal
tersebut cenderung melakukan Instrumental Aggression. Mereka bergerak atas
dasar motivasi tinggi dengan tujuan yang mereka anggap benar.
Anthropology
berarti “ilmu tentang manusia” (Koentjaraningrat). Manusia yang secara historis
telah bersatu karena memiliki tujuan yang sama yaitu merdeka saat ini mengalami
perpecahan pandangan akibat kurangnya kesadaran akan pluralitas bangsa. Latar
belakang budaya mempengaruhi proses sensasi dan persepsi, dan selanjutnya hasil
interpretasi tersebut akan mempengaruhi proses-proses lain dalam kognisi
manusia (Tri Dayakisni dan Salis Yuniardi, Psikologi Lintas Budaya,2004,hal 173).
Seiring berjalannya waktu dimana arus globalisasi semakin
cepat terjadi, tidak sedikit budaya dari luar Negeri masuk ke Negara Indonesia.
Sedangkan kapasitas masyarakat tentang pemahaman internal budaya daerah
masing-masing dari bangsa sendiri masih belum cukup kuat. Akibatnya masyarakat
dapat dipengaruhi oleh ideologi tertentu yang mengarah pada kerusakan. Apalagi dengan
kondisi kesenjangan sosial yang dapat menimbulkan kecemburuan sosial sebagai
motivasi lain untuk menyerah dan ikut pada ideologi lain di luar Pancasila dan
UUD.
Pluralitas agama menjadi sebuah fenomena sosial menarik
tersendiri bagi masyarakat bangsa Indonesia. Mampu mengakui lebih dari satu
agama dan menjadi masyarakat beragama terbesar menjadikan Indonesia sebagai
Negara yang seharusnya memiliki kesadaran tentang belajar bagaimana semua
masyarakat yang hidup di Negara ini memiliki ideologi yang pluralis.
DAFTAR PUSTAKA
Azman Nur. 2001. Kamus Standar
Bahasa Indonesia. Penabur Ilmu. Bandung
Ihromi T.O.1980. Pokok-pokok
Antropologi Budaya. Gramedia. Jakarta
Koentjoroningrat.1980. Pengantar
Ilmu Antropologi. Aksara Baru. Jakarta
www.wikipedia.org/pluralisme
-------. Modul
Antropologi ------

No comments:
Post a Comment