Guthrie merupakan salah satu tokoh yang menganut aliran behaviorisme, sehingga belajar bagi Edwin Guthrie dianggap sebagai prioritas utama dalam membuat sebuah eksperimennya. Menurut teori behavioristik belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman (Gage, Berliner, 1984) Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon (Slavin, 2000). Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon. Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada siswa, sedangkan respon berupa reaksi atau tanggapan siswa terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut. Proses yang terjadi antara stimulus dan respon tidak penting untuk diperhatikan karena tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur. Yang dapat diamati adalah stimulus dan respon, oleh karena itu apa
yang diberikan oleh guru (stimulus) dan apa yang diterima oleh siswa (respon) harus dapat diamati dan diukur. Teori ini mengutamakan pengukuran, sebab pengukuran merupakan suatu hal penting untuk melihat terjadi atau tidaknya perubahan tingkah laku tersebut. Misalnya ambil contoh guru yang berusaha mengubah kebiasaan siswa yang cuek dan diam ketika guru selesai menjelaskan materi, yaitu dengan cara guru menggunakan cara story telling dalam menjelaskan materi dengan lebih ceria dan santai, kemudian menunjuk siswa untuk memberikan komentar.
Faktor lain yang dianggap penting oleh aliran behavioristik adalah faktor penguatan (reinforcement). Bila penguatan ditambahkan (positive reinforcement) maka respon akan semakin kuat. Begitu pula bila respon dikurangi/dihilangkan (negative reinforcement) maka respon pun akan semakin kuat. Seperti pada contoh kasus siswa-guru di atas. Apabila positive reinforcement di berikan seperti keceriaan guru saat menjelaskan dengan ditambah memberikan permen bagi yang berani memberikan komentar tanpa ditunjuk guru. Kemudian negative reinforcement dapat diberikan apabila siswa tidak ada perubahan dalam merespon materi dari guru yaitu dengan cara menyingkirkan sesuatu yang buruk seperti membuat suasana ruangan tidak bising karena suara kendaraan dari luar, sehingga anak dapat berkonsentrasi saat belajar.
Azas belajar Guthrie yang utama adalah hukum kontiguiti. Yaitu gabungan stimulus-stimulus yang disertai suatu gerakan, pada waktu timbul kembali cenderung akan diikuti oleh gerakan yang sama (Bell, Gredler, 1991). Guthrie juga menggunakan variabel hubungan stimulus dan respon untuk menjelaskan terjadinya proses belajar. Belajar terjadi karena gerakan terakhir yang dilakukan mengubah situasi stimulus sedangkan tidak ada respon lain yang dapat terjadi. Penguatan sekedar hanya melindungi hasil belajar yang baru agar tidak hilang dengan jalan mencegah perolehan respon yang baru. Hubungan antara stimulus dan respon bersifat sementara, oleh karena dalam kegiatan belajar peserta didik perlu sesering mungkin diberi stimulus agar hubungan stimulus dan respon bersifat lebih kuat dan menetap. Guthrie juga percaya bahwa hukuman (punishment) memegang peranan penting dalam proses belajar. Hukuman yang diberikan pada saat yang tepat akan mampu mengubah tingkah laku seseorang.
Saran utama dari teori ini adalah guru harus dapat mengasosiasi stimulus respon secara tepat. Pembelajar harus dibimbing melakukan apa yang harus dipelajari. Dalam mengelola kelas guru tidak boleh memberikan tugas yang mungkin diabaikan oleh anak (Bell, Gredler, 1991). (Wikipedia.com)
Di bawah ini adalah teori-teori yang dibuat oleh Edwin Ray Guthrie beserta aplikasinya
1. Law of Contiguity
Pada dasarnya teori ini membicarakan tentang sebuah pilihan respon dari banyaknya stimulus yang hadir di waktu bersamaan. Atau malah sengaja memilih satu stimulus tertentu karena adanya beberapa stimulus di waktu bersamaan. Teori ini dapat diaplikasikan misalnya ketika sedang butuh konsentrasi dan fokus karena ujian akhir diadakan sebentar lagi. Itu akan menyingkirkan beberapa stimulus yang dianggap menganggu ketika kegiatan perkuliahan sedang berlangsung, dan pastinya mahasiswa tesebut hanya akan merespon dosen yang sedang mengajar.
2. One-Trial learning
Stimulus dan Respon pertama menjadi hal yang penting dalam kegiatan belajar ini. Terapan yang bias dilakukan adalah misalnya anak yang belum tau apa itu api. Dia akan cenderung penasaran dan ingin menyentuh walaupun sudah dikatakan berulang kali bahwa api itu panas dan menyakitkan. Ketika anak berhasil menyentuh dan merasa sakit, anak mulai belajar jika api itu sesuatu yang dapat melukainya.
3. Recency Principle
Teori ini mengatakan jika sesuatu yang kita pelajari terakhir kali akan cenderung menghasilkan respon yang sama muncul kembali di waktu yang akan datang dengan kombinasi stimulus. Teori ini sangat sering digunakan oleh guru ketika mengajari siswanya sebuah rumus matematika. Dengan angka yang berbeda namun soal sama, siswa akan cenderung menyelesaikan soal tesebut dengan cara yang baru saja mereka ketahui.
4. Movement-Produced Stimuli (MPS)
Gerakan adalah kunci dari teori ini karena akan menjadi respon berikutnya. Teori ini dapat diajarkan untuk anak-anak yang baru saja belajar sesuatu yang baru. Misalnya mengajari anak mengangkat telepon rumah. Langkah awalnya adalah ketika ada telepon berdering anak harus memastikan apakah bunyi telepon atau suara yang lain, jika ya anak berjalan mendekati telepon, kemudian mengangkat gagang telepon, lalu menyapa penelepon.
5. Lupa
Adalah istilah retroactive inhibition, adalah hambatan yang terjadi karena informasi yang baru menutupi informasi yang lama. Perlu adanya pengingatan kembali agar hasil informasi yang lama tidak tertimbun terlalu dalam oleh informasi yang baru.
6. Menghentikan kebiasaan
Kebiasaan adalah sejumlah respon yang telah terkait dengan sejumlah besar stimulus. Semakin stimulus memancing respon, semakin kuat kebiasaan muncul. Tiga hal yang dapat menghentikan kebiasaan menurut Gutrie, yaitu:
a. Metode Treshold
Yaitu menghentikan kebiasaan lama dengan memaksimalkan potensi yang ada untuk menghasilkan kebiasaan baru, sehingga lupa dengan kebiasaan lama.
b. Metode flooding
Mengeluarkan semua respon dalam menghadirkan sebuah stimuli. Misalnya, melemparkan pelana diatas kuda dan menaiki kuda sampai kuda meringkik, menendang, dan berusaha sekuat tenaga untuk melempar orang yang menaikinya. (joki) : pelana dan joki menjadi stimulus untuk berjalan dan berlari dengan tenang.
c. Metode incompatible respone
Dengan cara sebaliknya atau menyindir akan menyebabkan individu penasaran dengan apa yang sebenarnya dimaksud. misalnya dapat diterapkan pada anak yang sulit makan sayur. Orangtua lebih baik menyuruhnya dengan keras untuk tidak usah dimakan. Kemudian yang ada anak malah akan penasaran untuk mencobanya.
7. Menghindari kebiasaan
Ada dua macam dalam mengindari kebiasaan seperti:
a. Mengasosiasikan stimulus yang tidak mengenakan menjadi mengenakan. Ada semacam sugesti disini. Misalnya dapat diaplikasikan ketika kita sedang jenuh terhadap sebuah rutinitas pada mata kuliah tertentu. Hal tersebut kita beri sugesti dengan berpikir bahwa kuliah tersebut menyenangkan, atau kuliah tersebut mengasyikkan.
b. Pindah tempat atau mengubah pemikiran sehingga memiliki persepsi baru terhadap persepsi tersebut. Dalam hal ini bukan lagi sugesti yang digunakan, melainkan sebuah pemikiran baru dalam melihat sesuatu atau istilahnya out of the box. Hal ini dapat di aplikasikan ketika menemui kebiasaan kuliah yang menjenuhkan misalnya. Ketika menghadapi hal itu ada baiknya kita segera kreatif dalam mencari solusi dari sudut pandang yang dipikir membuatnya jenuh. Bisa dengan memikirkan nilai yang nanti keluar akan seperti apa jika malas dengan mata kuliah tersebut, atau berpikir jika hingga mengulang akan malu dengan teman-teman.
8. Hukuman
Dalam teori Edwin Guthrie hukuman yang efektif dikatakan tidak boleh meniggalkan rasa sakit. Sehingga membuat subyek tidak memiliki rasa takut dalam menghadapi kesalahan, melainkan rasa menghormati dan mengetahui benar salahnya. Ini dapat diterapkan bagi anak-anak yang sedang belajar dalam banyak hal di masa perkembangan. Misalnya, dengan memberikan pengetahuan akan keharusan membuang sampah pada tempatnya. Jika tidak akan diberitahu dengan tegas namun tanpa emosi yang meledak-ledak.
9. Drive
Drive fisiologi adalah pengaturan stimulus yang membuat organisme tetap aktif sampai tujuan tercapai. Pengaturan dapat dipelajari dan diatur oleh individu. Aplikasi dari teori ini misalnya ketika individu stress dalam mengerjakan tugas kuliah dan membutuhkan sesuatu agar dapat kembali dilanjutkan karena deadline sudah dekat. Individu segera teringat sesuatu yang dapat membuatnya rilex ketika sebelumnya pernah stress juga, yaitu dengan merokok.
10. Transfer of training
Saat seseorang sedang latihan, ia akan teringat juga akan sesuatu yang terjadi disekelilingnya ketika latihan tersebut sedang berlangsung. Ada semacam observasi dalam teori ini. Sehingga tidak hanya tujuan utamanya yang dia respon, tetapi juga hal-hal disekitarnya yang menurut dia berkesan.
Baca juga: Hilangkan Kecemasan Menghadapi Ujian Dengan Mengenalnya
Baca juga: Hilangkan Kecemasan Menghadapi Ujian Dengan Mengenalnya
No comments:
Post a Comment